Berdamai Dengan Takdir
erti Alena, dengan tinggi 163 cm, kulit putih yang diturunkan sang papa, juga lesung pipi yang akan nampak saat dirinya tersen
gku SMA, namanya Brandon, sama seperti Alena dirinya juga banyak disukai oleh banyak orang karena parasnya yang menawan, ditambah lagi dirin
eyna yang menjadikan diri mereka sebagai rumah bagi kedua anaknya, agar kedua anaknya dapat merasakan kehangatan dalam keluarga. Walaupun, sering kali sebagai orang tua dia pun merasa takut kalau anaknya merasa tidak nyaman. Tapi, b
eduanya membuat Alena dan Brandon merasa geli sendiri karena keduanya masih jomblo. Tapi, mereka selalu bangga dengan itu Alena dan Brandon merasa orang tuanya
i sifat dingin karena keadaan keluarga yang s
anya, di mana sang ibu memilih untuk bercerai dengan ayahnya,
dirinya kecewa, hingga pada akhirnya ia benar-benar tidak mempercayai yang namanya Cinta lagi dalam kehidupanny
ang hangat sedangkan Leo yang dingin, membuat keduanya selalu sulit menyesuaikan diri masing-masing. Terlebih lagi Alena sering sekali
dan Leo adalah pernikahan dengan unsur keterpaksaan, dan sebelumnya mereka juga sudah membuat kontrak pernikahan, kal
ya, dirinya benar-benar terlihat tulus dan serius, namun tidak ia sangka kalau s
rbuat apa-apa, karena ia mengetahui kalau kondisi ibu mertuanya sudah benar-benar parah, dirinya tidak ingin ter
?" tanya Alena saat Leo sedang b
ng ibu nanya?" balas Leo sambil melih
tau saja kapan kamu ak
a "Aku sudah bilang ke kamu, kan, selama hal tersebut tidak bersangkut
meninggalkan Alena dengan segala ke
Alena juga merasa kesal karena terus diperlakukan seperti itu oleh suaminya sendi
?" gumam Alena sambil membereskan lemari Leo yang beranta
" tanya Sabrina saat melihat Al
kerja agak siangan
nanti kasih tau ibu, karena ibu a
ja bu yang ngangkatin, jadi ibu
mengerjakan beberapa pekerjaan rumah tangga yang
k siang kepada atasannya, sehingga ia tidak perlu k
nya sendiri, namun ia juga masih belum bisa memutuskan untuk beren
au tutup toko dulu, mau
bur saja?" tanya Alena yang merasa khawatir j
ini masih kuat, tenang saja," ucap Sabrina sambil menepuk pundak ka
lau ada apa-apa, ibu langsung
tidak mau kalau menantunya itu jadi tidak fokus pa
an bertahan berapa lama lagi ke depannya. Di satu sisi lain, Sabrina sebenarnya merasa sedikit bersalah karena telah me