Gadis Bucin Dan Cowok Dingin
Kai. Ia berjalan lunglai menuju sebuah halte bis yang sudah ti
a." Gadis itu melihat suasana
matahari jahat sedang panas-panasnya membakar kulit. Ana memi
daraan pribadi pun jarang sekali lewat. Jalan kaki tidaklah
eseorang datang menyodorkan sebo
keatas untuk melihat objek man
itu memeluk pinggang Kai girang. "Ana tahu pasti
tajam. Ia menyingkirkan tangan
balik lagi... Kai kh
balik lagi, daripada nanti nanyain lo... Gue pusing diocehin. "Kai
lucu. Dari raut wajah Kai, Ana dapat m
akan hal yang masuk akal. Memang Kai jarang berbicara, tidak hanya
rkan sekantong obat yang baru saja
antong putih berisi betadin,
bua
ung Kai. Untuk apa obat -obat
um bunga mawar untuk Ana.
ki
mendapati lutut yang sudah berlumuran darah, bahkan sudah mulai
tadi k
a Kai, sampai sakit p
melihat luka pada kakinya.Ana memiliki hemophobia, dimana gadis i
sentak Kai kesal. Ia memang tidak pernah bisa
menggeleng takut. Wajahnya berpalin
edang modus atau benar-benar takut. Dilihat dari kelakuannya yan
an bantuan. Jarang-jarang cowok
kit... Biarin kayak gini
tu berani menolak, itu artiny
, kalo dibiarin na
M
terjadi d
rang Kai. Ini pertama kalinya Kai memiliki rasa khawatir ter
ggu
nya untuk membelikan obat untuknya...
. Ini buka
adis itu tidak peduli lagi pada lukan
Ana untuk beli obat ini
r-pikir untuk apa ia melakukan hal ini. Bukanya me
hidup Kai. Harusnya Kai tidak perlu berbuat baik pada gadis itu.
peduli sama Ana. Semua ini itu pantas Ana rayain, g
i membuka tutup botol alkohol cair. Cowo
segera menjauhkan kakinya dari be
obatin malah kaya gitu. Mau lo apa sih, hah?" Cowok itu mu
Kai...," li
ya digigit semut." Kai mulai mengambil posisi jongkok.
kesakitan. Reflek tanganya m
ah yang menempel pada bagian lutut Ana. Perlahan tapi pasti,
cowok itu ada sisi
anya."Kai udah, Ana ngga kuat,sakit banget... Kata kai kayak digigit semut, ini lebih
anak manja itu mau diobati. Dalam posisi diam menunduk Kai melipat bi
menutup luka Ana dengan kain kasa. K
mau nangis gitu. "Kai mendengus kesal. Mimpi apa semalam sampai harus mendapat kesialan
bekas obat-obatan yang berceceran sehabis dipakai tadi. Kai melihat ke arah Ana,
jijik melihat p
embali. "Lo mau ikut apa masih betah di s
umpah ya ... Kai sedang kesurupan apa jin a
a ini.Ana tidak keberatan jika lututnya berdarah se
aku dengan imajinasinya. Entah apa yang dipikirkannya, yang jela
na bangkit dan berjal
annya kembali. Ada bunga-bunga yan