Dendam Istri Muda
rungkan niatnya untuk bisa berduaan dengan pria itu. Bukan karena Jenni masih ada
asuk ke dalam tanpa mengetuk. Setidaknya itu yang dikatakan oleh Khalid. Jenn
riak Khalid
wab gadis i
uk,
Khalid mengatakan ingin berbicara di dalam kamar. Siapa yang bisa menjamin apa yang akan
kamar mandi dengan sehelai handuk. Ada gejolak yang muncul d
Tuan sedang mandi," ujar Jenni m
n pertama kalinya kamu melihatku seperti ini
bajunya. Harus ia akui bahwa Khalid sangat tampan. Siapa yang tidak akan jatuh cinta saat meliha
au duduk?" tanya Khalid yang berbalik menat
berhadapan dengan pria itu. Jenni terlihat risih dengan tatapan a
tidak menyukai, Jenni?"
d Tuan
ping Jenni. Dia menatap Jenni lama, begitu juga de
i dari kehidupanku dan membiarkan aku menikah dengan Lita?"
tumbuh dihati Khalid untuk istrinya. Jika itu memang ada m
enyesal menikahi Nyon
hagia meski sangat lama untuk menantikan kehadiran Rais. Lita selama
onya Lita, kenapa malah memint
karena tidak tahu jawabannya, melainkan Khalid tidak mampu
ahagia, bukan berarti perasaanku untukmu menjadi berkurang. Justru itu mengingatkanku kemba
, Tuan. Sebaiknya kita fokus pada ma
ak ingin menjadi is
ini yang sangat dia tunggu dari Khalid. Menolak dari awal tidak masa
mpan Tuan Khalid. Tapi, apakah dengan pernikahan kita nantinya akan membuat Nyonya Lita sembuh?" tanya Jenni. Ia men
ama seperti dulu, sehingga aku tidak saba
elum memberikan jawaban atas lamaran itu," balas Jenni dengan wajah datar. Tapi, ketika ia hendak berdiri, ta
i, Jenni. Aku tidak akan mengizinkanmu untuk
ena sudah larut malam." Jenni mencoba
ampan sekali. Tapi, api dendam terlalu membara di dalam dirinya, sehingg
aja kalau kita sudah menikah," uja
a bertingkah seperti in
n. Khalid tersenyum sebentar, dia tetap mendekat dan bibirnya berada tepat di telinga gadis itu. Jenni
tu-satunya cara agar perasaan ini dapat t
, Tua
i menunggu kehadiranmu kembali, Jenni. Setelah semua masalah yang kita
pesona yang keduanya pancarkan. Khalid mungkin masih tergoda dengan kecantikan wajah dan tubuh Jenni yang terbalut busana muslim
arkan tangannya di pinggang Jenni, masih dalam posisi duduk dan tangan Jenni juga berada di dada bidang Khal
Khalid melepas bibir Jenni sebentar, me
menatap Khalid. "Apa Tuan serius
ini, Jenni. Impianku hanya ingin hidup bersa
setuju. Tapi, de
utkan kening.
gin tinggal di rumah ini bers
entar. "Tidak masalah. Aku malah senang jika
aku inginkan." Hati Je
berciuman, tapi Khalid membimbing Jenni masuk ke dalam kamarnya. Di sana mer
*
amu? Kenapa semal
ni tidak menghiraukan ocehan kakaknya itu dan malah masuk ke
pikir Kakak ini bukan keluargam
in keributan di pagi ini? Kakak tanya dulu dengan kepala dingin a
nya kamu dari mana?
, Kak," jawab Jenni sembar
a itu. "Apa Kakak tidak salah dengar? Ngap
enatap Bian. Merasa ada yang aneh dengan tingkah adi
Kakak bisa menebak bahwa terjadi sesuatu
k. Karena dia terus saja memaksaku untuk menikah dengannya.
sangat penasaran dengan yang terjadi di rumah Khalid tadi malam. "Kamu
rumah itu setelah menikah nanti aga
rat yang harus kamu ajukan padanya, Jenni. Seharusnya kamu minta dia untuk meninggalkan Lita dan memberikan rumah itu atas
itu. "Aku tidak menyangka Kakak akan mengatakan hal itu padaku. Apa harga diriku serendah itu di mata Kak
lau Khalid cu
ak. Pria itu sudah terpes
lau sudah berdebat dengan adiknya itu. Tapi, satu hal yang tidak Bian ketahui, Jenni mu
langsung saja ke rumah sakit unt
mana kalau aku yang menggantikan
ari membawa dua cangkir teh hangat untuk Bian dan Jenni. Kedua kakak
apa barusan?"
kan Mbak untuk merawat N
nya Wulan! Apa kamu pikir Khalid itu pria yang bodoh? Dia sangat pintar dan mudah mengenali penyamaran orang seperti kamu ini
ah semakin lancang dan menatap Jenni seraya tersenyum. Ada yang aneh dengan
api, aku juga ada tujuannya untuk kembali ke dalam kehidupan pasangan itu.
ncana kami? Apa jangan-jangan kamu menaruh hati pada Mas Khalid?" Jenni
ada rasa untuk Tuan Khalid. Aku hanya menginginkan semua barang dan pe
a yang Wulan pikirkan. Mungkin dia mengatakan hal seperti itu agar Bian dan Jenni tidak mencurigai rencana
na ulah Wulan, Bian langsung menyekap mulut Wulan hingga nampan yan
, Wulan. Untuk itu kamu terpaksa aku sekap di gudang agar rencana ka
lepaskan tangan Bian yang menyekap mulut dan memegang tubuhnya. Namun, usaha W
n Mas Bian," ujar Jenni saat W