Dendam Cinta dan wanita
uari
ir di atas payung bergemuruh kecil menguasai ruang. Tak ada ucap, langkah kaki menuntun diri u
sini saj
pemuda mengambil lengan si gadis. Menautkan
n berpisah. Uc
ndu. Kata ba
t yang ingin keluar. Mencari penyelesaian untuk h
keduanya. Seketika hujan lebat kembali. Basah. Kuyup. Si pemuda yang berdiri di tepi,
akak jadi basah semua
ngin sekali ...."
u bantu keringkan dulu b
pemuda mengangka
aju kakakku . Pasti cukup di badan kakak. G
kan pandangan ke seluruh ruangan. Rumah yang tampak mini malis di luar, namun elegan di dalamnya. Sofa empuk dengan bantal yang te
rumah yang dihuni oleh pasangan suami istri yang telah menjalani ba
k dulu. Kakak keringkan badan de
k. Nanti saya antarka
is di hadapannya. Tanpa sadar jemarinya bergerak menyentuh
npa sadar pemuda
an perhatian. Tetesan air terjatuh
i baju du
Iya, a
*
gah jam yang lalu belum keluar juga dari kamarnya. Menarik nafas, pemuda itu mulai bosan. Ia pun mengeluarkan sebatang rokok Dji Sam Su yang tadi ma
a. Aroma tubuhnya yang segar dan wangi parfum buah-bua
uga ...." Ta
oklat hangat ya
si pemuda. Gadis it
iri si pemuda tanpa pinta ataupun titah. Lalu duduk di sampingnya. Kini, mereka sudah bersisian. Mengobrol hangat tentang ini itu. Tertawa riang, mencairkan suasana yan
umayan seru," tambahny
menonton film horor berdua saja dengan gadis di ru
ntik itu. Juga aroma tubuhnya yang mengganggu. Sensual, dan menggairahkan. Ketika ia sibuk menatapi wajah itu, tiba-tiba adegan fil
kehilangan momen, pemuda itu pun mengelus lembut punggung gadis yang memb
gan frekuensi yang cepat. Dag! Di
lam batin. Keduanya tak sadar mereka suda
pnotis yang mengendalikan diri, tubuh mereka bergerak dengan sendirinya. Mematikan kerja akal sehat untu
mendikte setiap inci tubuh satu sama lain. Untuk beberapa
." Si gadis b
u," pemuda bernama Anis
*
eregangkan tubuhnya yang kaku. Ujung kakinya yang dingin tersentuh cahaya mentari.
emalam seperti sebuah fuzzle yang perlahan tersusun rapi. Sontak ia bangkit, terduduk di
tnya dengan jemari lalu mengucek kedua matanya. Memastikan bahwa ia masih tampan seperti biasanya, meski belum mandi sekalipun. Setelah itu ia benar-bena
asih tidur ...."
k." Anis menggaruk teng
nanti keburu ding
setiap sendokkan nasi yang lalu mendarat dimulutnya. Pun Anis, namun bedanya, ia justru terlihat tegang. B
Lara banyak tersenyum meski tak menyiratkan arti dibaliknya. Sedangkan Anis tak terlihat senang atau pu
*
Lara sambil menatap wajah A
ah matanya. Sudah pasti ia tidak tidur
hindariku?" sekali lag
g ke luar jendela. Lara menemuinya di rumahnya setelah du
fas kasar sembari menghempas
t berbeda dengan rumah yang ditinggalinya. Gubuk reyot, dengan atap dari a
yang kukira. Tidak salah aku memilih Darwan dari pada kakak." Lar
hat olehnya. Berteriak sekerasnya lalu menjambak rambutnya sendiri dengan frustrasi. 'Hidup ini tak adil bag
dinding dengan namanya tertera di sana. Ia juga melirik
an aku juga bisa." Semangat membara dan dend
sukses,"