Dendam Cinta dan wanita
g tinggi dia pun berhenti. Zheyya merogoh saku roknya, lalu mengeluarkan gantungan dengan beberapa kunci, dan membuka gembok yang menggantung di selot pagar itu.
," ucap gadis it
a tetiba turun dari tangga di samping jam besar itu. Menghampiri Zheyya sambi
at bu," Zheyya
cuma cuci baju sama piring aja," Ujar wanita itu lalu memakai
pi. Pipinya yang mengkilap dan kencang diberi bl
na," jawab Z
lang nanti agak malam. Zheyya bisa tungguin
Bu," jaw
akan angetin aja. Jangan lupa pi
"Assalamualaikum," Wanita itu pun pergi meni
yang sudah terparkir di depan gerbang. "Berangkat
pih," jaw
a deh," can
Udah telat ini," timpal Bu Ra
ti seragamnya. Lalu melihat seisi ruangan, ruang tamu kotor, sampah di mana-mana, mainan a
harus dikerjakan,"
ya. Dengan telaten dan gesit jari jemarinya mulai mencuci piring, menatanya, dan membersihkan seisi ruangan. Ruan
ingkat yang ada di sana. Didominasi warna oren dan coklat rumah bergaya simpel klasik itu sudah cukup berumur. Di dalamnya banyak benda-benda antik yang dipajang hampir di setiap sudut
dan piano di pojok ruangan itu. Di sana hanya ada satu hiasan Mozaik yang menempel di atas dinding bertema krem, kontras dengan lantai granit kasar dan karpet coklat. Berbeda dengan B
waktu berhenti, rasanya nyaman sekali padahal hanya tiduran di atas s
! D
ersentak dan terjaga. Gadis itu tergesa berlari keluar
nakal tadi," ujar Bu Ratna saat keluar dari mobil. Zheyya hanya mengangg
sekarang, berantem bawa sejata tajam, bawa gir segala. Serem amat! Ud
uh jalan biasa aja malah ja
uran disana," timpal pa
melihat argumen sepasa
h malem juga Bu, Pa," ucap Zheyya
Udah jam 9 loh, lebih
h deket berangkat ke sekola
g harus Zheyya bawa dari rumah buat tug
amu pake motor ya ... Tunggu sebentar," tawar Bu Ra
ya udah tidur malah ganggu," sekali lag
lah kemaleman kalo ngobrol mulu kasian Zheyyanya
m buat orang rumah ya tihati dijalan ..
pulang ya ... As
*
ukup ramai kendaraan. Bahkan angkutan umum pun masih ada, t
umamnya sembari menepuk-nepu
tidak cukup menutupi kulitnya. Zheyya yang mulai menggigil pun mengeluarkan seragamnya d
jalan. Baru selangkah dia maju ... Di seberang jalan ada beberapa pemuda nongkron
itu menunjuk ke arah Zheyya lalu menoleh ke seorang
beg*!" timpal seorang
rdarah di tangan kiri dan kepalanya, sepertinya
yang Bu Ratna bilang tadi di sini kan? Batin Zheyya. Dia tahu apa yang sedang terjadi, dan itu bukan hal yang bai
n bekerja. Diapun tersungkur dan ambruk, lututnya tidak bertenaga saking ta
ttt
ua