icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

TestPack Di Tas Sekolah Anak Lelakiku

Bab 2 Masih Sulit Menerima

Jumlah Kata:1065    |    Dirilis Pada: 15/06/2022

TAS SEKOLAH

MA

encoba menenangkannya meskip

n penyesalan yang sangat dalam dari Nathan, t

rg

an

ber suara. Mata ini membelalak melihat cermin di kamar Nathan pecah berhamburan. Mas

tangan Mas Ardi, tidak sengaja jemari ini menyentuh cairan

tegurku. Mas Ardi pasti

ngkan luka yang ada di sini," tutur

na yang tidak terluka melihat anak yang sangat disaya

seru Mas Ardi sambil melempar tas ke hadap

ah

Aku tidak memiliki anak se

pai terjatuh di lantai. Mas Ardi mengunci pintu dan membawa kuncinya membuatku tidak bisa apa-apa. Mustahil jika a

yifa sementara waktu, ya. Ibu akan c

kal Nathan untuk sampai di rumah Mbak Syifa–Kakakku–s

pi,

dela, menggenggam tangan putra tersaya

rgilah, kamu akan baik-

endapatkan kendaraan umum. Jika bisa, aku ingin menemaninya. Ini adalah cobaan berat bagi Nathan. Aku tahu semua ini

akan datang ke sana dan menginap untuk beberapa hari. Aku tidak berani menelepon

amar aku mengambil kotak p3k untuk mengobati tangan suamiku. Tak l

an luka itu. Mas Ardi tidak bereaksi apa-apa, aku dengannya sama kecewanya dengan apa yang telah diperbuat oleh Nathan. Mungkin saat ini

dia yang pernah menjadi bagian dalam tubuhku selama sembilan bulan. Menjaga dan merawatnya mengabaikan kondisi tubuhku yang bahkan jauh dari kata baik, aku sel

lalu keluar dari kamar. Aku tahu di

u merasa benar-benar menjadi ibu yang gagal. Ponselku bergetar, nama Mbak Syifa terpa

tain semuanya sama Mbak.] Isi

adzan magrib berkumandang. Langsung beranjak untuk mengambil air wudhu. Waktu yang tepat untukku mengadu pada Sang Pencipta, sesungguhnya ti

-Mu yang belum bisa mendidik Nathan dengan baik. Bahkan air mata ini rasanya sudah kering, tapi tidak mengubah hancurnya hatiku. T

dak kukenal. Mengabaikannya karena tidak penting, jikapun orang itu ada kepentingan pasti akan kembali menghubungiku. Berselang beberapa deti

tuanya Nathan?" tanya seorang

Maaf ini siapa, ya?

menyelesaikan masalah anak-anak

yang menghubungiku adalah ibunya Kayra. Perkiraanku

dengar saya bi

a," b

n sambungan telepon. Kepala ini berdenyut hebat, masa depan anakku yang

*

doa meminta yang terbaik. Bukan hanya untukku tapi untuk keluargaku, orang-orang yang kusayangi. Pintu berderit, menampakkan Mas Ardi ya

an meskipun aku tahu itu akan sia-sia. Mas Ardi tidak akan menyentuh makanan yang aku buat. Ragu rasanya me

ngatakannya, menarik nafas pan

as

s Ardi. Dia pergi tanpa pamit, amarahnya masih belum reda. Rasa sesak kembali m

mbung

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka