Obsessed With You
pat kita kedatang
nting tak lama lagi bertandang ke rumah mereka. Ica tak ingin mendapat
yang tadi kita beli,
berisi pakaian cantik agak terbuka, sungguh cantik sekali. Cindy yan
Ma?" todong C
jangan kira aku tidak tahu Mas Wijaya sering membelikanmu
t mamanya menitahkan masuk dan bersiap. Cindy kembali ke
Kak Emira," keluh Cindy dengan mata berkaca-kaca. Dia memang tidak bi
k dan mandi sambil berpikir kira-kira baju apa yang akan ia kenakan nanti. Cindy menepis rasa sedihnya
kamu? Bantu m
esai siap-siap!" Cindy ba
k tidak berguna ini meman
ari tadi s
elak Cindy keluar dari kamar tergesa melewati Ic
i dalamnya masih sibuk berias diri sedangkan dia malah harus repot mengurus makanan d
bok," tanya Cindy menuju wastafel lalu mencuci t
h mama sur
O
sekali ibunya meninggalkan dunia sebelum bisa merasakan masakan buatan putri cantiknya. Mengingat itu Cindy hanya bisa tersenyum pahit,
besar tempat biasa mereka makan, Cindy mengambil pot panjang terbuat dari kaca kemudian berlari kecil ke t
ah diisi air lalu pot itu diletakkan di tengah-tengah meja. Cindy menepuk-nepuk
akai make up tipis masih sempat. Cindy melesat kembali ke kamar dan m
ggu lalu. Cindy mengambil alat make up, mulai memoles wajahnya yang cantik. Menambah
rapi itu menunjuk cermin sambil terkikik geli. Tampaknya dia lupa
ndy beranjak dari kursi berjalan menuju jen
ma Mama tunggu." Cindy tersenyum cerah
hanya menggelengkan kepalanya, menuruni
tri dan seorang pria tegap. Emira dengan lagak genitnya mengulurkan tangan ingin bersalama
t," decih Emira sa
u begini adanya," uj
dah lama berteman akrab dengan Wija
u besar
lihat koleksi antik rumahnya. Mereka berdua ta
ini seolah menjaga jarak darinya. Emira merengut kesal sambil
amunya ud
nuruni anak tangga dengan anggunnya, gadis cantik itu tampak mung
bung Cindy
berapa detik ketika bibir keduanya tak sadar membentuk senyum
, ke si
mata. Cindy agak kecewa tapi dia segera menormalkan ekspresi. B
an Emira duduk bersebelahan, di depan mereka Ica dan Wanda-ibu Devano-tengah berbincang soal tas branded yang baru
li rasanya duduk di sebelah orang tampan seperti Devano. C
engan alis naik sebela
aaf, Kak Devano boleh duduk di sini? Trus Kak Emira duduk di kursi Kak Deva
irnya menahan geli, apa gadis ini ta
sedari tadi dia diam saja. "Kamu tidak nyaman duduk d
kok, Kak. Anuu emmm Cindy aga
ak suka, Cindy langsung menunduk sedang
nya," sambung Emira memasang wajah mani
" tanya Devano penuh selidik,
kat kepala menunjukkan senyum canggung yang dibalas senyum miring Deva
aby," bisiknya sambil meniup pelan telinga gadis di sebe
nya kalian mulai dekat," ledek
melirik putranya. Devano balas melir
ekali Di, putramu sudah dewasa bisa cekcok
pan, dia membanting pelan alat makanny
Cindy tahu kakak tirinya ini pasti tertarik pada pria di sebelahnya. Cindy sudah be
o yang bersikap santai mendengarkan ocehan di depan. Cindy mendadak sesa
Devano melirik tajam. 'Apa-apaan kok dia yang marah sih,' sambungnya masi
nget," keluh
tusias, mencicipi tiap hidangan di meja makan, ia terse
siap membuka
dai memasak," potong Ica mengerling kesal pada anak
natap Emira berbinar, tatapannya berpindah ke gadis yang dud
ndy
gunya di depan pintu karena takut terkunci saat pulang larut," potong Ica lag
nya, Ma," lirih Cin
tahu betul papanya selalu memantau. Malah Emira yang sering ke bar, pulang
ama yang diciptakan dua manusia tak tahu diri di depannya tapi Devano diam saja. Dia mengusap punggung tangan kiri
o melepas genggamannya. Piring Devano masih kosong Cindy b
kan nasi dengan porsi sedang, Devano
ja." Devano menga
asanya juga angkat kaki tiduran di sofa," sind
sampai dia kelepasan membuat orangtuanya malu walau sebenarnya di sini dia yang dipermalukan.
ra hendak mengautkan daging untuknya. "Caramu mengambil lauk kaku sekali, a
evano memang agak ceplas-ceplos a
akanan. Dia tersenyum bangga ketika makanan masuk ke mulut, se
hal tentang bisnis, berbeda jelas dengan Cindy yang sibuk dengan dunianya sendiri
eleng, 'Astaga Devan,
manis, sangat manis. Aku seperti
p mata jernih Cindy, mata yang menyorot teduh dan polos itu sedikit mengguncang hati Devano. Pr
berujar pelan, sangat pelan samp
ang lebar seakan ia paham betul topik yang tengah dibahas, kadang gadis itu memotong ucapan Win
? Di belakang ada taman loh," kode Ica a
an pergi dengan dia." Telun
Cindy membawanya ke wastafel untuk cuci tangan. Cindy menurut saja tanp
ama nyuruh
enebar senyum tipisnya lalu menar
get megang-megang tangan
u tahu a
au
angan Cindy yang masih ada di gen
loh Kak, perdana nih ada yang bilang tangan
tangannya tapi Devano tetap mengg
tkan langkah membiarkan Cindy ber
ga boleh ya?" S
hun, k
, 19
lan Cindy membuat gadis itu
tatkala Devano makin mend
mn dar