icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Akulah Istri Gendutmu Dulu (Pembalasan Istri Gendut)

Bab 4 Licik Sekali

Jumlah Kata:1038    |    Dirilis Pada: 10/06/2022

tri Gendu

k Se

sampah itu, hanya bisa melongo dan kaget melihat pintu ka

k kamu bisa b

mereka yang sudah berantakan tadi. Melihat dari kamera pengintai sudah menjijik

! Sudah sana cepat pergi, dan tunggu saja surat perceraian akan segera datang ke rumah orang tuamu, Mas!

kkan wajah garangku, karena aku tak ingin terlihat lemah di mata mere

ta? Lalu ... Kamu kok bisa tahu sih jika saat ini kami berdua sedang berada di

pintar dari kamu, Mas!" jawabku sambil menunjuk sebuah kamera tersembu

ganku menunjuk, namun kemudian r

mu bilang? Mau men

mengejek dan mendekatiku, sepertinya dia menantangku.

hasil dari penjualan warisan orangtuaku! Sedangkan kamu hanya

n taringku. Enak saja, aku pemilik segala

tu kamu! Numpang, nggak bisa ngelayani suami, dan kini

a dia berucap ini rumahnya. Mungkin otaknya sudah tidak lagi war

n sudah kehilangan akal? Sampai bisa bilang jika ini rumahmu? Dasar nggak tahu diri! Sudah s

tapi malah tertawa. Dengan tanpa basa-basi kini

rumahku dengan perbuatan haram kalian!" sen

adalah milikku. Dan tentu saja aku bisa berbuat apapun semauku, termasuk membawa pula

akan laporkan kalian sekar

karang juga aku akan menelepon polisi saja. Aga

luar dari sini. Karena, kamu telah mengusik ketenangan di rumahku. Dan

ngsung menghentikan niatku

ik itu padaku? Dan, dengan suka rela tanpa paksaan, kamu

, cepat pergi dari sini! Muak aku melihat pe

aghfirullahaladzim...kenapa aku bisa lupa dan sebodoh ini? Ya, tepatnya satu tahun yan

agaimana kamu

g rasanya kini tak pantas bagiku untuk tetap di sini, karena seca

ekarang juga! Sebelum aku memanggil satpam kompleks untuk men

sini. Nggak tahu diri! Sudah, sana cepat pergi jijik aku lihat buntalan kentut mandul sepertimu!

h ini. Rumah yang sesungguhnya adalah milikku, tetapi

ini, gendut! Malu-maluin saja!" Mas Ferdi k

saat itu aku adalah seorang supervisor di sebuah perusahaan asing. Entah mengapa aku s

saat itu, dia jadi seperti depresi dan tak mau ķerja lagi. Dan, aku dengan ikhlas bekerja untuk menghidupi keluarga. Hingga kemudian kami bisa memiliki ru

i agar dia memiliki lagi rasa percaya diri, dan bermartabat lagi d

mi semakin maju, dan juga karena ingin memiliki momongan segera. Sejak tak bekerja, e

sakit rasanya hati ini. Kini, aku tak tahu harus kemana, karena aku juga sebatang kara di dunia ini. Atau m

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka