Ashes of Midgard
ngu
memanggilnya dengan samar,
lilin-lilin yang bergantungan di dinding yang terlihat tidak memiliki ujungnya tersebut. Dimana ini? Saat dirinya memikirkan hal itu, entah kenapa dia merasa kesulitan dalam bernafas. Dirinya menyentuh dinding tersebut dan dia merasakan sebuah sensasi yang keras dan kasar. Sebenarnya itu tidak bisa disebut dengan
ia bisa menggapai lilin-lilin tersebut. Namun, tempat ini sungguh lah gelap sehingga dia bahkan tidak bisa mengukur seberapa panjang
ng terengah-engah dari orang lain tersebut. Orang lain? Apa yang akan dirinya lakukan jika ada orang lain bersamanya? Dia tidak
i?" Dirinya memanggil d
erdengar. Itu adalah s
a lainnya yang menjawab, dan kal
u," ada lagi oran
apa oran
idak mencoba unt
ng, saat ini kit
idak t
a yang tahu dima
apaan
pa ini? Kenapa dia bisa ada disini?
bisa ada disini? Ketika memikirkan tentang hal itu semua, dia merasa bahwa ada bagian tertentu di otaknya yang mengetahui jawaban atas semua pertanyaan tersebut, na
eseorang berkata. Itu adalah suara yang be
ri bawah telapak kakinya. Sepertinya orang yan
" Kali ini suara wanita
di dinding ini." Dirinya menjawab untuk menunjukkan b
h dua lilin ini cukup tinggi. Dia bisa melihat kepala pria itu sedikit karena cahaya rema
salah satu gadi
lainnya juga mengatakan hal yang sa
tu, aku juga ikut!" Suara boca
ranya sedikit bernada tinggi dan melengking, tapi mungkin
aja," pria berambut abu-abu tersebut menjawa
rian, sehingga dia buru-buru bangkit untuk berdiri. Dirinya berjalan bersama mereka dengan kaku, salah satu tangannya meraba sepanj
Dari suaranya, dia menduga bahwa semua orang di sana berusia muda. Meskipun hanya
tnya, wajah orang-orang yag disebut "kenalan" atau "teman" menghilang begitu saja ketika dirinya mencoba mengingat-ingatnya. Dia tidak bisa
alu memikirkan tentang hal-hal seperti
elakangnya. Pasti itu adalah seorang gad
Tidak ada apa-apa
enar-benar tidak ada? Apa yan
nan mereka. Akan lebih baik tidak memikirkan suatu hal apapun saat ini. Dia punya perasaan bahwa jika dia semak
Seberapa jauh mereka mesti harus berjalan? Mungkin mereka harus berjalan cukup jauh. Atau mungkin tempat tujuan me
seseorang didepannya berkat
-abu, lantas pria lainnya pun menjawa
yang tepat. Langkah kaki mereka perlahan semakin dipercepat, dan tak lama kemudian mereka bisa melihatnya. Lebih terang dari lilin yang menerangi
abu-abu, ia juga berpakaian seperti seorang preman. "Aku akan membukanya," kata pria berambut abu-abu terse
pa orang berte
s, yang tepat berada dibelakang orang itu. Pakaia
langkah maju melalui pintu gerbang. "Ada tang
yang menerangi koridor ini, tapi terlihat sebuah sumber cahaya yang berasal entah dari mana. Semua orang pun langsung mem
an kepalan tangannya "Apakah ada orang dibalik sana? Tolong buka gerbangn
abung, dia berteriak dengan segenap udara yang terhimpun di da
dibelakang mereka, yaitu pria berambut p
n mundur sedikit. Sepertinya seseorang telah datang di balik pintu itu. Si rambut berantakan dan ga
ria itu tahu bahwa itu adalah suara dari
menuju kearah lantai selain yang mereka naiki saat ini. Ruangan itu sendiri terlihat agak primitif dan berbau, yang pasti, itu bukanlah sebuah ruangan yang seperti pada umumnya di jaman sekarang ini. Orang yang memb
g di pinggang orang itu bukanlah tongkat. Mungkinkah itu sebuah pedang? Armor, helm, dan pedang. Jaman apakah
i bergetar sedikit, dan suara berat bergema di seluruh ruangan. Beberapa bagian dari dinding bergerak, da
u sekali lagi, sembari mengarahk
mereka benar-benar berada diluar. Apakah waktunya adalah senja atau fajar? Tak seorang pun yang mengetahui nya. Langit yang terlihat remang-remang membentang tanpa henti ke segala arah. Mereka saat ini tengah berdiri di a
a empat orang gadis termasuk gadis berpenampilan mencolok, sehingga jumlah total mereka adalah 12 orang. Suasana nya masih cukup gelap sehingga dia tidak bisa melihat
memiliki rambut yang halus dan fisiknya ramping sambil m
sungguh terlihat seperti sebuah kota. Itu pasti kota. Disekitarnya terdapat pagar yang menjulang tingg
ta," Pria kurus yang mengenakan kacamata berbingkai
ada dirinya sendiri. Mengapa suaranya
yang terlihat pemalu dan gugup tersebut bert
daku, karena aku pun tak tahu dim
ada yang tahu? Dim
yang sengaja memberikan masalah pada gadis mungil nan pemalu itu, atau jika ada orang
ut berantakan sembari menyir
ris, sembari ia menepuk tangannya. Dia memiliki
padanya, yaitu pria ber-arm
adari sesuatu. Pintu itu perlahan berubah menjadi sempit. Batu itu naik
panik, tapi dia tidak berhasil tepat waktu. Celah itu menghilang,
entikan semuanyaa..." Katanya, sembari menyeka tangannya di atas permukaan tembok. Dia melakukan pek
menyerah dan merosotk
an rambut panjang yang dikepang berk
dari seorang pria yang m
si gadis berambut kepang, si gadis pemalu, dan akhirnya seorang yang tampak se
t datang kepada kalian semua. Kalian bertanya-
rnah-susah berteriak, semb
-teriak seperti itu." Sahut pr
di Midgar. Namaku Hyou, izinkan a
l," Pria berambut cepak berkata seperti itu. Rahangnya digertakan d
adalah pecinta kedamaian dan me
but cepak hanya mendecakkan lidah kepada
perkenalkan dirinya dengan etika."Hyou akan bertingkah sopan mulai dari se
n itu dengan
gi tidak ada kekerasan karena aku menyukai kedam
suara rendah. Tidak seperti pria berambut cepak, dia tidak
rsenyum lebar. "Aku akan me
lalu, dan berangsur-angsur menjadi semakin cerah. Waktunya bukanlah senj
denganku. Atau, aku aka
it. Pada kedua sisi jalan terbuat dari tanah hitam hamparan rumput, dan pada padang rumput disekitar bukit, sejumlah besar batu putih bertebaran. Jumlah b
t berantakan menunjuk kearah b
tulisan yang terpahat pada permukaan batu. Beberapa batu bahkan memiliki bunga yang dite
enghiraukan pandangan pemakaman tersebut. Dia hanya
khawatir, dan tidak usah dipikirkan. Kar
lihat marah karena mendengarkan perkataan Hyou, tapi, tampaknya dia bersedia mengikuti Hyou kemanapun ia pergi. Pria ber
juga ikut, aku juga ikut!" Dan dia pun mulai meng
n mereka semua? Dimanakah ini? Pria itu mendesah dan mengal
itu
k menjadi sebuah bintang, lagipula wujud benda itu semakin menyusut. Bentuknya mirip seperti setengah bulan ata
berwarn
inya melihat, warnanya jelas-jelas merah bagaikan batu Ruby. Di belakangnya, si gadis mungil-pemalu juga m
kedip beberapa kali lalu terkekeh-kekeh dengan pelan. "Oh wahai bulan y
erah yang tergantung di langit faja
but berantakan dengan t
i manakah dirinya berasal, atau bagaimana bisa dia sampai disini. Dia tidak bisa mengingat apapun yang berhubungan dengan hal-hal tersebut. Tapi, ada sat
h itu sungguh..