icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Jay and her Odd Daddy

Bab 5 Persetujuan dan Perseteruan

Jumlah Kata:2042    |    Dirilis Pada: 05/06/2022

etujuan dan

yang Chai tahu, Biyu, adik perempuan bungsunya ini tidak pernah meneteskan air mata lagi semenjak mula

ang benar-benar memiliki jiwa setegar karang. Chai terkadang berpikir jika Biyu seperti sebentuk

adi orang pertama yang akan langsung mengetahuinya. Perbedaan di antara mereka ada

dengan emosi yang telah lama ia latih untuk terkendali. Inilah yang akhirnya ikut membuat Chai merasakan ada sesuatu yang runtuh

sa. Bagaimana bisa, Chai sang anak sulung, harapan keluarga, tiba-tiba mengeluh dan menangis, kalah dengan

ias. Sementara Ibu, wanita itu akan ikut menangis tergugu, menyesali nasib, membuat keadaan yang sudah runyam menjadi semakin r

sadar, hingga berakhir dengan ia ikut menyesali takdir. Ketika Chai sadar, ia sudah tenggelam terlalu jauh, tidak tahu lagi bagaimana caranya untuk kel

di dirinya saja. Chai bersedia untuk menanggung bahkan bagian sang adik, karen

Bayu haru

s sang adik yang kekurangan nutrisi. Memangnya siapa di dalam keluarga mereka yang cukup m

ri. Diam-diam, Chai salut. Biyu, adik bungsunya yang dulu nakal dan manja, yang akan selalu menangis keras setiap kali keinginannya tidak dipenuhi, sekarang sudah berubah m

h dulu, nyari kerja dan membantu perekonomian keluarga," masih tersisa nada serak dalam suara Biyu ketika mengutarakan beba

geleng kencang, lantas melepaskan rengkuhannya dari tubuh sang adik. Mati-matian ia mencoba menenangka

tamat SMA. Masalah uang, kalian nggak perlu mikir, tugas kalian cuma belajar,"

ekaligus memandang remeh atas kata-kata Chai. Chai tidak sakit hati, bahkan bagi dirinya sen

k kertas penting berisi informasi kontak pria bernama Zaidan, Chai tahu jika hanya itulah senjata sat

sungkan. Di mata Biyu, Chai kadang-kadang suka mengatakan hal-hal tidak masuk akal dan muluk-muluk. Dan Biyu bukanlah lagi seorang anak kecil. Dia sudah memahami betapa

cukup pelan namun sarat dengan tek

ihat semakin menyedihkan di mata Biyu. Biyu memejamkan matanya rapat-rapat, mati-matian menahan gemas dan k

ng apa yang terlihat tidak selalu sama dengan yang terjadi. Alasan yang sama yang membuat Chai adik beradik tidak pernah bertengk

ngan nada tajam, kata-kata yang keluar dari sela-sela gigi yang terkatup rapat. Pe

pembayarannya hari Senin depan, ini udah Sabtu. Semuanya harus dibayar lunas! Kakak mau pinjem ua

mengg

rja

Tiba-tiba diserang sakit kepala. Menggigit bibir bawahnya, Biy

bisa ngasih Kakak duit di awal? Gak ada, Kak! Yang

rajai atmosfer dala

untuk tidak ikut terpancing oleh emosi. Bagaimanapun, semua yang Biyu ucapkan tidak salah. Bahkan sangat benar adanya. Saking bena

nya ini satu-satunya cara yang tersisa untuknya. Mau tak mau, ia harus mencobanya, mengeny

alo Kakak

i ubin kusam, perlahan mengangkat kepalanya, balas memandang tepat ke mata sang kakak. Kemarahan yang tadinya sudah mulai mer

bakalan bisa? Kakak kenap

ggeleng

engar seperti ajang taruhan. Biyu menghela napas panjang, mengangkat alisnya tinggi-tinggi. 'Ikuti sajalah, kemauan Kak Chai. Mungkin dia hanya sedang putus

akak pengen

Bapak selama Kakak nggak ada.

tua mereka. Namun Chai ingin sebuah kepastian, garansi yang akan membantunya mengambil keputusan

enawaran tersebu

ke

pegang kat

akang celananya. Celana yang sejak tadi dipandangi terus oleh Chai, sampai-samp

anda keraguan. Gadis itu memejamkan mata, menggenggam kertas di tangannya kencang. Berusaha menghim

wa itu tak ada gunanya. Ia terlalu sibuk dengan pikirannya sendiri hingga berakhir meleng, tidak waspada. Apa yang mengga

ka Zaidan mengaku bahwa ia tidak punya pasangan resmi. Apa yang ada di dalam benak Chai? Ia tak tahu pasti tentang hal itu, han

erti Zaidan, bukan hal yang sukar baginya untuk mendapatkan wanita-wanita cantik dan berpendidikan. Latar belakangnya pasti tidak biasa, Ch

ya demi memuaskan rasa iseng belaka? Keisengan yang sering dilakukan oleh orang-orang kaya yang memiliki terlalu ba

suatu yang bisa membunuh rasa bosan tersebut. Bahkan membuang banyak uang yang bagi sebagian o

pang kehidupan orang-orang seperti Chai untuk bertahun-tahun ke depan, alih-

membiarkan imajinasinya melangkah semakin tak terkendali. Kembali men

fe Serein selama 1

ali mereka bertemu. Ini berarti, masih ada waktu. Tapi benarkah demikian? Bagaimana jika Zaidan hanya sedang mempermainkannya, atau bagaimana jika pri

Zaidan. Akan wajar sekali jika pria itu mengingkari kalimat yang ia tulis s

ir gelap, suasanya semakin suram akibat cuaca yang mendung-atau semua ini hanya imajinasi Chai saja. Dirinya yang su

epan sana, ia berusaha menyemangati diri untuk melangkah menuju Serein Cafe. Bahkan plang kafe tersebut masih jauh, ia harus

inggu, jalanan sudah mulai dipadati oleh kendaraan roda 2 dan 4. Didominasi oleh pasangan serta keluarga yang ingin menghabiskan akhi

enuh oleh

Zaidan di meja dekat jendela

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka