Terpikat Istri Orang
uaskan hasrat tante Lola, seorang janda kaya yang
eja menghadap kaca. Kali ini tante memintaku datang langsung keapartemenny
ini. Gayanya yang seperti abegeh padahal umurnya sudah l
ersenyum menggoda kearahnya. Tante genit itu kini menghampiriku. Padahal ingin sekali aku
menuruti semua permintaan tante,cukup mudah bukan?" memang benar tante Lola sering berkata seperti itu. Sebenarnya aku sudah sangat muak melayani tante genit
kir keras merangkai alasan untuk mengakhiri pertemuan kami malam ini hingga
esan yang biasa terkirim kepadaku. sempat kulihat e
ku lagi." aku mengecup kedua pipinya yang sudah sedikit nampak keriputnya. "Jangan cemberut seperti itu, nanti wajahmu yang canti
merasa jenuh dengan pekerjaan sampingan ini, ya aku mengatakannya sebuah pekerjaan sampingan karena pekerjaan utamaku adalah seorang karyawan disebuah perusahaan red
elumnya. Fotonya Hanya berupa Ava kosong yang tidak nampak gamb
gan para pelanggan ku aku bertanya siapakah tamu ku selanjutnya ini namun dia h
ubuh tambun seperti tante Lola. Sebenarnya aku sudah sangat malas t
ekusi ku malam ini. Sebuah hotel bintang lima yang biasa dipesan ole
Robby, Segera menuju resepsionis untuk sekedar basa-basi padahal dia juga
yang kutau bernama Lisa. Dia biasa
a-siapa. Kembali keluar melihat nomor yang sudah sesuai lalu ke
kamar mandi membuatku bernafas lega. Setidaknya ak
ri kamar mandi. Tak mau membayangkan bagaimana bentuk pelan
emberi bayaran penuh diawal tanpa banyak kemauan
a. Aku memandangnya takjub, wanita berbadan putih bersih dengan tubuh ramping dan saat aku melihat w
n. Dia menggerakkan kedua tangannya untuk mengikat rambut yang setengah basah tersebut. Aku menelan saliva me
ain." Ucapnya lalu menghela nafas kasar. "Kamu
disebelahnya. Dia sedikit beringsu
dekat dengannya. Mulai membuka kancing dari atas namun tiba-tiba tangannya menarik tanganku mem
Itu artinya masih ada bany
uara nafasnya yang tidak teratur, sepertinya dia sangat gugup. Wanita ini belum menjawab, hingga aku
menyewa ku malam ini. Wanita itu berjalan menuju telepon yang terhubung deng
il baju yang ada dikursi depannya. Dia melepaskan handuk yang melilitnya hingga nampak dari pantulan k
dari belakang. Wanita ini sedikit terkejut dengan tindakanku namun k
at lapar." Dia membalikkan badannya menghadapku, melanjutkan untuk mengenakan kemeja putih tanpa dalam
ali menaiki ranjang. Mengambil remote televisi dan menyalakannya, kini dia su
gan menepuk tempat kosong itu. Akupun gegas menghampi
kedepan fokus menatap layar kaca. Aku mengangguk, masih meni
nya tersenyum tipis. "Apakah kamu suda
enikah satu
ing ku malam ini?" Kini giliran dia yang memiringkan
t gemas dan ingin segera menerkamnya. "Apakah aku terlihat memalukan?" Dia bertanya dengan raut wajah yang sulit diartikan, aku men
u mendekatkan bibirku kebibir Rose, kepalanya
edua tangan Rose keatas. Kali ini Rose mulai mengikuti
ja melihatku dengan kasar turun dari ranjang dan bergegas me
saat beberapa menu sudah dia letakkan dimeja. Rose turun
makanan kemulut nya. Aku duduk didekatnya, me
itu sudah mengganggunya." Rose menatapku dan tersenyum
ikut menyantap hidangan ini karena sepulangnya
hari sampai ku tawarkan menu makanan yang lainnya." Dia bercerita lepas seolah sedang bercengkrama dengan temannya.
an ceritanya. "Coba masak kan aku makanan yang disuka
entuk wanita yang kujelajahi namun baru dengan Rose lah aku mendapati rasa tak in
akan kami. Sepertinya dia t
bis fikir dengannya, apakah dia sengaja mempermainkanku? Membayar