Di Balik Senyum Istri
ndar di pintu. Rasanya untuk menopang bobot tubuhku pun aku tak sanggup. Aku pergi ke ruang Ibadah, dadaku mendadak sesak.
t aku tak dapat mengendalikan otakku untuk berhenti memutar kenangan indah bersamanya. Saat dia memintaku untuk menjadi istrinya sa
rasanya belum cukup untuk memadamkan hatiku yang terbakar api cemburu. Aku segera memakai pakaianku, lalu keluar dari balik pintu tak kuhiraukan Mas Bagas yang menatap khawatir padaku. Jangank
lagi. Jangan diamkan Mas seperti ini!" Aku tersenyum kecu
hagiaanmu sendiri! Aku g
untuk tetap menemaniku sampai kapan pun kamu bah
dah lupa janjik
nah melupakannya." Aku membalikka
Sehat atau sakit, miskin atau kaya, aku kan menemanimu sampai kapan pun. Asalkan kamu tidak
Kiran, aku baru tahu kalau ya
hubungan badan baru kamu seb
!" seru suamiku. Aku
ia hanya orang asing yang tidak tahu diri, karena berani meminta ayah dari anak
ksudmu,
h berpikir, Mas? Wanita cantik seperti dia akan rela jadi madu, bah
?" tanyanya. Aku
n bagian kepalaku, tapi dapat kurasakan Mas Bagas memelukku dari belakang. Dia terus saja meminta maaf. Untuk apa kata maaf, kalau pengkhianatanmu masih terus berjalan. Aku merasakan kehangatan di tubuhku ka
suatu hari dia meminta suamiku untuk kedua kalinya. Jelas aku hanya mengabaikannya, tenagaku terlalu berharga hanya untuk mela
ke ruang makan memakan sarapanku tanpa menunggu Mas Bagas seperti biasanya. Anak-anak pun kusuruh makan duluan hingga Mas Bagas keluar dari kamar, anak-
, bisa kupastikan kegelisahan tak bi
a!" Aku meneruskan langkah kakiku ke dapur. Bukan
adi kemarin itu Mas, Mas n
di belakangku. Aku menaruh setengah sendok kopi ke dalam gelas lalu di tambah 4 sendok gula pasir kutuangkan air panas ke dalamnya kemudian mengaduknya perlahan. 4 sendok gula dalam secangkir kopi tentu saja akan sangat manis, masa bodo dengan rasanya aku butuh sesuatu yang manis untuk hidupku yang pahit. Aku duduk di depan rumah meliha
gas sudah berdiri di sampingku
kamu suka kop
nting?" tan
ku kurang memperha
uk dengan mainan
an .
kamu boleh berpacaran di belakangku?" t
u tertawa mendengar penutura
berjalan selama aku tidak mengetah
berhubungan ba
rnah," jawabnya dengan
baik-baik, bukankah menurut Mas selama belum melakukan hubung
kukan sekarang juga