LORO
engan Maya, Arum. Seperti
Apalagi saat ia melihat gadis kecil yang membuka pintu. "Tapi kau menikahiku, Mas Bagas, tidakkah itu artinya kau m
epat, Arum." Ucap Maya membuat A
gan lemah. Tapi dua orang di depannya tak
ri lagi dan tak mungkin dibatalkan," ucap Bagas m
banmu hari itu? Tidakkah ayahku juga menanyakan hal yang sama sebelum penghulu datang, apa kau benar-benar ingin menjadikan aku istrimu? dan ap
s membuatnya ingin menangis tapi ditahannya sekuat hati. Arum tak sudi meneteskan airmatanya di h
bahkan punya a
a-ganti wanita panggilan tiap malam." U
sentuh pria yang mau memberikan macam-macam." Ucap Arum mem
on jangan me
au marah karena aku mengatakan kebenaran? Kurasa cinta benar-benar membuat orang jadi buta, bukan?" ucap Arum membuat Bag
g teringat pada gadis kecilnya yang pasti sudah tidur. Gadis kecil yang tertawa begitu bahagia hanya k
ngin membuat Arum menangis sejadi-jadinya. TAPI IA TAK
mengandung kita pa
keras. Membuat matanya basah tanpa bisa ia cegah. "Jang
nya begitu tajam. Tepat tertuju pada lela
n ingin menikah
nyentuhk
ahkan anakku atas keegoisan d
elihat. Jadi jangan berani-berani menyalahkan anakku." Ucap Aru
g ingin diketahuinya. Arum sudah cukup m
ng masih menyisakan airmata menatap Bagas. "A
ia yang menahan pergelangan tangannya, "aku
eraian kita. Aku tak mau melanjutkan hidup seperti ini lagi, Mas Bagas. Dan keputusanku sudah bulat kini setelah mendengarmu-
Bagas membuat Arum menatapnya tajam dan me
KK.
n tangannya pun tak Arum pedulikan, sebagaimana ia tak perduli pada pria yang kaget baru saja menerima t
KU!" seru arum yang tak lagi bisa menahan ama
ntuk sekedar memujinya yang mendapat nilai bagus? Atau pernahkah kau memeluknya begitu lembut seperti caramu memeluk anakmu dar
tuk dirinya sendiri tapi juga untuk gadis kecil yang w
saan buruk mengganggu tumbuh kembang anak pecinta permen stroberi yang kehadirannya begitu ia syukuri. Dan Arum tak akan pernah memaafkan sia
asa tanpa kehadiran kalian." Arum menyentak tangannya kasar dari cengkraman
AK
l menyerah. Ia terus menangis sesuka hati mengakui pada diri ia sedang terluka, kecewa juga marah. Arum Wijaya terus menangis ber
nya, meski meninggalkan isak yang sesekali terdeng
wanita yang ujung matanya menatapi kant
aannya akan sangat buruk dan tak mungkin mampu masuk ke dalam t
rni yang sudah berpindah dari jok belakang keatas pangkuannya. Ia mengingat putrinya yang pasti sudah tidur dan ta
i kamu kesayangan mama," ucap Aru
kan mobilnya tapi bukan rumah dimana gadis ke
tanya Maya pada Bagas ya
lan
kemana lagi?" tanya Maya tampak tak bisa menahan em
pergi," ucap Bagas menghampiri pemi
amu. Itu yang kita inginkan, bukan?" ucap Ma
rnya mengangguk, membuat Maya tersenyum dan melumat bibir Bagas begitu lapar lalu
elana Bagas. Begitu lihai memainkan jarinya yang penuh perhitungan di dal
kan kunci mobilnya lagi dan mengangkat Maya
s yang seakan memburu terdengar dari dua manusia yang mir
nggalkan ruang sedikitpun untuk dingin men
ampu meredam suara dua orang manusia yang berlaku seperti binatang kelaparan dan sangat m
kan penuh candu seakan tak pernah cukup. lalu
binatang kep
__
rasanya kurang ya, iya gak sih? atau i