Janda Laila
aikan. Tak menyangka mereka tega berbuat licik padaku. Pad
Sudah dikasih jantung, minta empedu. Lama-l
i. Takutnya sertifikat perkebunan teh sudah atas nama Bang
bisa menemukan surat itu." Bi Inah menenangkanku. Mun
au gak, surat itu
ak. Mungkin ia sedang menduga
r Nyonya besar,"
gu Ibu dan Bang Haris gak ada di rumah. Supaya lebih leluasa nyari s
bicara aja. Insyaallah Bibi akan bantu.
u Laila keluar dulu. Takut merek
a,
ke kanan kiri. Memastikan kalau kedua manu
bu masih duduk di ruang televisi. Keduanya sedang berbicara s
tidak sabar. Aku duduk menyilangkan kaki. Menyandarkan
ud
edua mata Ibu berbin
us keluar. Tidak! Aku harus menunda keputusan ini sam
oyek iklan yang aku garap sudah tayang." Aku sengaja mengundur wa
tender lagi?" tanya Ib
i masih bisa menunggu kok. Ya kan,
anya cuma mengangguk
u sabar," kataku seraya
il proyek." Ucapan Ibu Bang Haris mengurungkan langkahku.
ngkan mata. Ingin tahu, apak
rsen." Aku tersenyum kecut melipat tangan ke dada. Ternyata benar dugaanku, Ibu masih mengharapkan bagian sepuluh perse
ke rekening Ibu lagi." Kataku tegas. Memberi penekanan pada
a! Ibu ini masih mertua kamu!" Katanya seten
memberiku pilihan seperti itu!" Aku mulai gera
lih dan harus tetap transfer uang s
u! Egois! Ga
napas, beru
p tajam wanita yang telah
igami, sedangkan ia tanpa tahu malu masih saja mem
epemilikan perkebunan, tentu sudah ak
*
i aku sarapan lebih dahulu, tidak menunggu Bang Hari
antor. Aku berharap, karyawan baru y
anya di sana sudah ada Sis
ruangan gue?" tanyaku begitu melewati
gucapin salam. Maen masuk aja!" Ak
e tahu ada kau di mari," sahutku cuek. Menyimpan
r udah dateng!
m segini?" tanyaku tanpa menatap Sisk
hu. "Mau dipanggil s
ma belas menit. Gak boleh telat, gak boleh cepa
gguk. Kemudian sahabatku itu keluar ruangan, membiar
*
menit, pintu ruang kerjaku diket
-laki berkemeja biru salur putih,
iang, Bu ...," sa
Silakan
maran yang Siska le
mbar kertas,
Sakti?" tanyaku sembari
sembilan kilogram, tinggi badan seratus tujuh puluh delapan se
nan
a pas saya ulang tahun Ibu ma
Sekalinya menguji calon karya
n kreativitas kamu. Pake laptop ini!
bil mengoperasikan laptop. Aku berpikir sejenak.
in iklan produk celana dalam laki-laki dan pere
bisa? Udah
produk lain?" Aku menarik napas panjang. Enak
a tidak butuh orang yang s
aya ker
geli. Sukurin, eman