Ranjang Pengantin Yang Ternoda
dah tiba di rumah sakit umum terdekat dari lokasi kejadian tabrak lari yang
langsung membawa korban tabrak lari putranya tersebut, kini telah berhenti
si dan ia yang akan bertanggungjawab pada semuanya, termasuk biaya rumah sakit. Menganggap itu ad
t pintu ruangan yang dari tadi tertutup, sekarang sudah terlihat di buka. Dilihatnya
ah penuh kekhawatiran karena sangat takut jika nyawa wanita it
kan bahwa orang yang berada di hadapannya berhubungan dengan pasien. Ia akan
enganggukkan kepala karena ingin segera mengetah
aya tidak apa-apa, kan Dokter? Tida
perlahan. "Proses operasi berjalan lancar, Tuan. Pasien bisa diselamatkan karena langsung
r karena merasa sangat takut akan te
a Aldi dengan wajah
nya dan mengakibatkan tidak berfungsinya kaki. J
syaraf pada kedua kaki pasien terputus. Pasien akan dipindahkan ke ruangan sebentar lagi dan bisa dilihat perkemban
sa depan seorang wanita cantik yang bekerja sama dengan perusahaannya. Bahkan kini ia tidak b
dah didorong keluar dari ruangan operasi. Melihat wajah pucat sosok
ke ruangan kamar VVIP di rumah sakit karena ia memang akan
k ia mendapat sebuah ide untuk menyelesaikan se
ita itu sampai sadar karena akan menemui putranya yang
*
nikmati whisky di tangan. Pria yang tak lain adalah Kenzo Brawijaya merasa sangat str
tahui ulahku dan seperti biasa, akan membereskannya. Tidak mungkin papa membiarkan putra satu-satunya ini mendek
s menjalar di tenggorokan. Indra pendengarannya menangkap suara, saha
yang dikenal dengan pria jomblo yang belum pernah sekalipun dekat dengan seorang wanita
rena tidak ada pilihan lain, daripada disuruh memasak di dapur, ia memi
bodohannya saat tidak mengecek dulu dari mesin sebelah p
mendarat di wajah sebelah kanan dari sosok p
enahan rasa nyeri pada wajahnya karena pukulan sang
nzo benar-benar merasa sangat kesal karena
u melihat wajah putranya yang seolah tidak pernah melakukan dosa besar. Refl
ngkin kau bisa hidup tenang di sini seolah tidak me
harus bertanggungjawab, Kenzo!" teriak Aldi yang saat ini sudah tidak bisa lagi be
a main perempuan dan minum-minuman keras, sehingga ingin menghentikan k
. Ia kelihatan masih sangat tenang dan santai, m
an banyak uang. Kalau hanya cacat, berikan saja uang tutup mulut agar dia diam dan tidak
yah yang sangat murka dan te
ngjawab pada wanita malang itu dengan menikahinya!" sarkas Aldi Brawijaya de
ang merasa bahwa perintah dari papan
contin