icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

FOTO SUAMI FAN KEPONAKANKU

Bab 4 Mulut pedas Erna

Jumlah Kata:1599    |    Dirilis Pada: 20/04/2022

k Erna sembari

capnya sengaja m

Kaget ya ada Erna?" tanyaku

gan cepat melangkah mendekat mendahului

i baju ya? Atau mbak Murni lupa ukuran baju kamu?" cecar Erna dengan senyum sin

Erna justru melan

Aku mau ikutan beli dong, biar nanti wangi sepanjang hari." kekeh Erna. Salwa sema

ngkul Salwa dan membawanya duduk di sofa single sebelah kiri yang ber

erjalanan kesini tu ngelewatin hutan dan kebun kopi, kaca tu harus di tutup, biar nyamuk gak masuk! Pasti gatel b

Wahyu, namun Erna

jatuhkan bobotnya di sampingku. Salwa terlihat gelisah terbukti dengan ia menggerak-gerakkan kakinya. Aku c

mpai?" tanyaku mengalihkan perhati

al cukup lama." kilahnya lancar namun bola matanya terus bergerak menghindari tatapan mataku. Dan

epala sampe otaknya bececer ke

ngan sesuatu maka ia akan berubah jadi singa lapar yang siap menerkam apa saja dan siapa saj

pasti capek habis perjalanan jauh!

a, kan?" tanyanya setelah s

mas Wahyu menuju kamar kami. Wajah Salwa berubah pucat bagai tak mendapat

u kamar, mau tak mau Salwa mengikuti dengan menye

empat kamar yang tiga kamar berukuran 3x3 dan kamar utama yang ak

kamar yang di tempati anak-anakku bersama neneknya. Sementara satu kamar lagi berada di seberang

enar lelah. Menarik selimut hingga sebatas dagu, mencoba

Bund?" tanya mas Wah

aghrib sampai!" jawa

bilang kalau Er

Erna gak kabarin dulu kal

apa

rwan soalny

?" kagetnya den

atang?" selidikku dengan mata memicing. Ma

a, gak biasanya mereka datang g

manya bukan surprise lagi buatmu sama gundikmu itu! Yang

sulku merebahkan dirinya. Wajahnya nampak lelah dengan mata menerawang menatap langit-langit kamar. Mungk

Ia segera bangkit kembali dan mematikan lampu kamar. Hingg

a. Menyembunyikan luka dibalik selimut, hingga tangan kekarnya melingkar di perutku. Jika dulu aku sangat bahagia dengan pe

masih berkelana dengan luka yang semakin menganga. Aku bangkit dari tidurku, menyibak selimut d

segala lara pada Rabbku, dalam tangis tanpa suara. Sungguh aku hanyalah

melewatinya. Pintaku bukan untuk Kau akhiri ujian ini, namun kuatkan hati dan imanku untuk dapat menyelesaikan ujian ini d

putuskan untuk mengakhiri dan melipat kembali sajadahku dan kembali merebah

ggil dengan dibarengi gedoran pintu kamar yang cukup keras.

di atas meja. Pukul lima lewat dua pu

suara Erna kem

abku sembari

amaah, gak keluar-keluar!" ucapnya mengingatka

kan shalat, namun ia tak merespon, mungkin ia sa

💐

universitas A itu?" tanyaku pad

, Ta

engan kamu kuliah di kota besar. Banyak loh anak-anak yang bermimpi kuliah di kota besar, ya setidaknya yang terakreditasi

an otakku gak sampai kalau kuliah di kampus favo

punya otak!" sambar Erna santai yang membuat mas

gurku pu

agi, sembari beranjak meninggalkan meja makan. Beruntung anak-anakku sudah beran

dia takut sebab sudah hafal betul watak adik satu

semalam begadang! Ronda, takut ada maling!"

engedipkan matanya sebagai kode aku tak boleh khawatir seba

a sampai Zuhur!" ucapku menatap ibu dan beliau tersenyum. Sekilas aku melihat Salwa dan mas Wahyu tersenyum samar, mungkin mereka pikir bakal bis

abnya, aku tahu apa yang akan ibu kerjakan, apalagi jika buk

u mendapat pelajaran berharga dari ibu kandungnya sendi

lau hari Rabu si Adek pulangnya agak siang, jam sa

ersenyum, rasanya pengen sekali tangan ini menampar mulutnya

Namun saat, hendak membuka pintu penghubung netraku m

ang bener! Risih mata saya lihat bokongmu yang sudah terno

ku! Dan kau Wahyu, masih jelalatan ku congkel sendiri matamu

rang. Gegas menuju kios dengan hati riang gembira.

🌺🌺🌺🌺🌺

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka