icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Cinta Kedua

Bab 4 Kritis

Jumlah Kata:1226    |    Dirilis Pada: 20/04/2022

ng telah menangani kondisi Clarissa. Tatapan kedua mata dari

anya keajaiban saja yang bisa menolong kondi

ihat sangat terkejut. Mulutnya mulai menganga."Itu semua tidak mungkin, kah, Dok

sekali. Dia sudah memasuki leukimia stadiu

kin! Dia pasti a baik-baik saja! Dokter pasti salah untuk memeriksa kondisi dari

Clarissa. Apalagi dia masih belum menemukan pendonor sumsum tulang belakang yang cocok untuk dia." Kata dokte

sa tidak sanggup ketika melihat kondisi Clarissa harus terbaring

lami penyakit leukimia stadium akhir. Dia merasa bukan kekasih yang

damping hidupnya. Namun dia merasa hatinya sangat tersayat ketik

wajah Anton yang terlihat begitu putus asa." Semua itu karena permintaan dari Clarissa. Ia tidak ingin jika kamu bersedih melihat ko

n mati. Dia hanya bisa menghirup udara lewat selang o

perti mayat hidup. Air matanya tak kuasa untuk jatuh membasahi kedua pipinya seketika. Lalu dia menggenggam erat jemari tanga

enar. Dia merasa bukan sebagai kekasih yang baik. Dia merasa putu

ak punggung tangan Clarissa. Dia merasa hatinya sangat hancur. Dia merasa dadanya begitu sesak. "Bangunlah sayang aku ada disini disamping

lai menceritakan awal pertama pertemuan antara dia dan Clarissa. Dia merasa pertemuan itu

ik sekali dan langsung memanggil dokter untuk segera menangani Clarissa. Kem

saja saya akan memberikan kabar apapun kepada anda. " kat

bagian dalam kehidupanku! " kata Anton memohon kepada dokter. Namun perawat pun membawa Anton tetap keluar dari rua

t sosok kekasihnya harus terbaring lemah di atas ranjang ruang ICU. Dia tidak dapat sama

sangat putus asa sekali. Dia tidak dapat berkata apapun

ritis. Dia mulai memeluk Desi begitu sangat erat sekali. Lalu dia mulai berkata, "Kamu tidak usah khaw

enjadi seorang ibu yang gagal tidak bisa menjaga anakn

ihat anaknya harus menghirup oksigen dalam bantuan selang dan tabung oksigen. Dia juga merasa hancur ketika dokter memvonis ana

sekali tidak ada ekspresi hanya datar. Lalu Burhan pun mulai mengecup ujung

dalam ruang ICU. Mereka bertiga terlihat wajahnya sangat suram ketika mendengarkan kabar bahwa kondisi Clarissa makin me

ingin tersiksa di dalam keluarganya sendiri. Dia merasa sangat lelah sekali me

nya ke dalam sebuah tas koper. Dia akan men

i sana sudah ada kedua orang tuanya beserta

a koper besar. Dia sangat curiga sek

ai menghentikan kedua langkah kakiny

langkah kakinya lalu dia

i kalau akhirnya Luna selalu saja tersingkirkan diri kalian!" Kemudia

rumah ini!" Ancam Bimo kepada Luna. Namun Luna tetap saja tidak menggu

putrinya. Dia tidak menyangka jika putrin

kan kedua langkah kaki dari

yang berbeda jadi tidak bisa kalian menyamakan ataupun membanding bandingkan aku dengan dia!" seru Luna dengan nada yang begitu sangat tegas sekali. Dia langsung pergi begitu s

s kepala! "Dengus

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka