Tabir Cinta
ku memang
sentak, "Ka
dengan sebutan mahasiswa terbaik di kampus tempatnya kuliah. Butuh waktu tiga tah
n ini ke kamu, Na. Namun, tak ada satu pun a
ang gadis. Dia merasa pilu bercampur malu denga
nya tertutup anyaman bambu. Lubang cukup besar terlihat mengan
ki-laki itu membuat hatinya serasa pilu. Dia pun terdiam, tak dap
a dan memiliki segalanya! Bahkan tempat ini tidak terlihat seper
Please ... jangan kam
laupun berharap menikmati suasana ini dengan suka cita, dia terlihat cukup b
keraguan. Dihirupnya wangi rambut lurus terurai gadis itu, menghadirkan hawa sarat kasih yang membawa m
ku bukan orang yang memiliki segalanya. Aku memang mempunyai banyak harta, t
tubuh Mesha, menambatkan kembali s
oleh menyebut aku sebagai or
Dia merasakan ketulusan dari setiap kata yang
u mulai menyukai
menyukaiku," jaw
k menyangka bahwa Natasha juga m
ecupan menyatukan bibir mereka. Hela napas pun kian meng
lekuk tubuh memikat sang gadis. Dia terlihat meng
ku bol
ah mendapat persetujuan dari sang gadis. Dia merebahkan tubuh berkulit putih itu untuk memulai pet
lkan aku setelah ini!" tegas Natash
rikan semua ini? Ba
tuk tetap bersama. Mereka berharap tak ada satu hal pun
*
rkir kampus ternama. Setiap pasang mata tertuju pada satu titik saat seorang perempu
eralih dari sosok Mesha yang bercumbu dengannya kemarin. Namu
i?" tanya Natasha heran
ggak a
mbunyikan sesuatu. Dia pun mendesak sang kekasih aga
jutkan kuliah, Na," u
Mes? Padahal kita sudah berjanji akan terus bersama. Kamu j
i kuliah. Dia harus berangkat ke Ibukota u
dak pergi menjauh. Namun, usahanya tidak berhas
ngkin dengan kerja di sana, aku dapat memb
an ibu kamu. Kamu butuh biaya berapa untuk pengobatan ibu kamu? Ngomong ke ak
dibutuhkan ibuku. Kalau aku nggak ke sana, lalu siapa yang akan mer
mpuan itu semakin pilu, genangan air pun tak dapat dibendung kelopak matanya. Dia ter
ki-laki yang berada di hadapannya sudah menanamkan benih ya
ku? Bagaimana jika nanti t
erurai air mata menuju tempat mobilnya diparkirkan. Meskipun kekasihnya mencoba untuk me
n untuk kembali ke arah pulang. Dalam kesedihannya tersisip sebuah harapan, s
ng terpancar dari wajah Natasha. Dia memeluk foto almarhumah ibunya. Di
di sini menemaniku, tentu aku akan merasa lebih tenang. Kenapa se
it malam. Rintik air hujan yang jatuh membasahi bumi seakan menyelaraskan diri dengan suas
dari Mesha suatu hari nanti? Bagaimana caraku me