Setelah Bercerai
perasi. Widya tentu saja sedikit banyak tidak dapat menerima hal itu. Sampai akhirnya ia malah pingsa
rumah, cepat-cepat ia memban
an Ibu Widya
kan sesuatu tentang Andi yang memb
majikannya sampai pingsan. Itu berarti
it, karena harus menjaga Andi kembali. Saya takut
Pa
ekerjaannya saja Pras tidak peduli lagi. Yang terpentin
*
diam. Dia bahkan bingung. Jika ia mencari uang bagaimana dengan Andi
g. Saat lagi asyik-asyiknya mela
. Widya hanya tersenyum se
a Haikal. "Ada
ai dia akhirnya duduk di sebuah kursi. De
soal An
meng
, bahkan mimisan. Aku..." Widya menjelaskan dengan pelan, dengan air m
akarta guna pengobatan? apaka
ma. Kemungkinan aku akan menitipkan toko
unya tabungan. Jikalau kau tak keberatan. Ak
karta memang sangat maha
ngurusnya. Dan apa yang aku punya masih bisa membiayai anakku di rumah sakit." Tak
memandang Pram yan
Bung. Aku tahu Bung teman baik Widya. Namun biar
ngan perasaan tak enak. Dia tahu untuk hal ini Pram
ohon maaf kalau
masih bisa membiayai anak saya, karena Andi mema
agaimana Andi?
duduk di sebuah bangku tak jauh dari keduanya.
arus bicara dengan
menga
Pram yang memang in
. Lusa kita sudah harus mempersiapk
kan Andi p
sakit. Aku kesini untuk menjemputmu. Cepat selesaikan dulu kerj
hirnya m
*
di kamarnya. Pram baru saja mengecup puncak
k tubuh Andi. Dia ban
Pram mungkin juga akan
pa tidak istirahat disini s
utan Wid. Kamu tahu sendiri bagaimana Intan. Untuk bebera
menjelaskan
rlebih dia lebih banyak tidak percayan
pandanginya wajah
lu. Masih pukul tujuh malam. Biar
trinya. "Kamu tetap seorang yang baik untukku. Maaf
u mengerti,"
engan Andi, kau lang
meng
k dan kembali lagi ke depan Widya. Kemudian tidak tahu apa y
n mengejutkan itu me
sebagai Ibunya tidak boleh menyerah." k
. Aku takut kehilangan dia. Karena
elukan Widya. Dia hanya menatap wajah manta
keluar rumah, lalu ma
a. Mobil Pram pun meluncur p
*