icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Cinta Pertamaku, Suami Orang

Bab 4 Berulah lagi

Jumlah Kata:1124    |    Dirilis Pada: 06/04/2022

sedang menikmati malamnya dengan membaca buku novel karya Penulisa kesayangannya. Ia me

sendiri, ia masih menatap pesan tersebut yang muncul di screen

a berselang kurang dari sepuluh menit, sehingga akhirnya kini Nisa pun meraih ponse

ia kirimkan. akan tetapi hanya selang beberapa detik saja, kini ponsel

an panggilan video, itu artinya ia akan meminta lebih, ia ingin dipuaskan hasrat kele

laki itu, ia hanya sekadar ingin menatap lelaki yang sudah membuat d

pada Nisa tempo hari, bahwa ketika menjalin hubungan dengan lelaki yan

video itu terus berdering sampa

i kembali mengirimkan pesan singkat kepada Nisa ketika wan

nya ia kembali luluh, ia akhirnya mengangkat panggilan video yang

kita gak teleponan seperti ini."] nampak di layar ponsel Nisa seoran

am saja memperhatikan wajah lelaki itu, se

nta, ia hanya sebatas ingin saling berbagi cerita saja, saling memandang jika memang sedang rindu,

! Mumpung aku lagi bebas nih karena istriku sedang menginap

a di rumahnya, sebab memang ternyata istrinya sedang tidak ada

epada Dani sehingga bibir Dani di ujung sana mulai merekah dan wajahnya pun mul

agar istriku tidak curiga lagi,"] balas Dani lagi yang masih dalam posisi

perlahan ia pun luluh karena rasa cinta yang ia miliki kepada lelaki itu. Kedu

al keadaannya, tidak lagi marah seperti tadi, dan tentunya lelaki itu sudah me

de punya kamu, he he he."] Dani kini mulai meluncurka

ah pembicaraannya itu, ia tahu dan mengerti betul dengan kata 'gede punya k

ni, keduanya baru 3 bulan ini saja saling memperlihatkan tubu

g sudah selama 25 tahun ini ia jaga dengan rapi, akan tetapi akal lelaki itu cukup banyak se

ng ada di dada kamu itu tidak membesar,"] ucap Dani lagi beralas

k memperlihatkan dadanya, yang menurut Dani sangat menggaira

, tentu saja masih awam sekali dengan sikap buas para buaya darat. Sehingga ketika ia merasa ad

hu aka obat dan ramuan herbal, meminta Nisa untuk memperlihatkan bagian noda

orang tuanya, Nisa tidak terlalu dekat, mungkin karena saking lamany

aku bukanlah pertanda kanker payudara, itu hanya normal saja

ali tidak bertumbuh, kan kita sudah satu minggu lebih tidak melakukan video call,

pkannya itu, atau jika tidak pun apa benar ia masih bersedia unt

kali ingin bertemu dengan dua gunung besar itu,"] rayu Da

ti itu. sehingga akhirnya kini Nisa mulai melepaskan kancing bajunya, dan nampak di

Apa kamu juga ingin melihat punyaku yang sudah gagah

E

tinya Nisa, ia merasa jijik ketika melihat alat vital Da

s. Kamu mau kan

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka
1 Bab 1 1. Cinta Pertamaku, Cinta Terlarang2 Bab 2 Jangan Mau Jadi yang Kedua! 3 Bab 3 Sudah Insyaf4 Bab 4 Berulah lagi5 Bab 5 Rayuan Pamungkas Dani6 Bab 6 Obrolan di Kantor7 Bab 7 Hadir Kembali8 Bab 8 Guru Comel9 Bab 9 Sentuhan Lembut Dani10 Bab 10 Boneka Mainanmu11 Bab 11 Kamu ketahuan selingkuh lagi! 12 Bab 12 Mengulang kesalahan yang sama13 Bab 13 Haruskah menyerah 14 Bab 14 Diusir oleh Nisa15 Bab 15 Jampi-jampi16 Bab 16 Wahyu Disidang17 Bab 17 Cinta ditolak Dukun bertindak18 Bab 18 Perjodohan19 Bab 19 Penjelasan Bu Wawat20 Bab 20 Terlalu banyak Janji21 Bab 21 Anak Mami22 Bab 22 Wejangan Ibu dan Bapak23 Bab 23 Dijodohkan, bukan Ta'aruf24 Bab 24 Tawaran Kekasih Gelap25 Bab 25 Ditolak Cintanya26 Bab 26 Laporan Bu Siti27 Bab 27 Sudah Yakin28 Bab 28 Akhirnya Menikah29 Bab 29 Gagal Unboxing30 Bab 30 Di Rumah Mertua31 Bab 31 Gagal Lagi32 Bab 32 Belum Bolong33 Bab 33 Seperti Abnormal34 Bab 34 Mulai Retak35 Bab 35 Hanya seumur jagung36 Bab 36 Hal Sepele37 Bab 37 DKI (Di bawah ketiak Istri) 38 Bab 38 Mertua Julid39 Bab 39 Di rumah baru40 Bab 40 Obat tidur41 Bab 41 Perkara Obat Tidur42 Bab 42 Obat kuat tidak kuat43 Bab 43 Mulai mengeluh44 Bab 44 Dikomentari habis-habisan45 Bab 45 Omong Doang46 Bab 46 Digemborkan47 Bab 47 Dihujam tatapan tajam48 Bab 48 Minta maaf49 Bab 49 Bermuka dua50 Bab 50 Berdebat lagi51 Bab 51 Nisa membuat kambuh penyakit52 Bab 52 Diajak ke pantai53 Bab 53 Sakit bathin yang menguntungkan54 Bab 54 Perkara sendal55 Bab 55 Mertua minta cerai56 Bab 56 Reza menolak57 Bab 57 Gosip di kelas58 Bab 58 Tebakan Riri benar59 Bab 59 Nisa curhat blak-blakan60 Bab 60 Pertemuan tak terduga61 Bab 61 Curhat kepada si Mas62 Bab 62 Curhat part two63 Bab 63 Lagi-lagi guru comel64 Bab 64 Cerita Nisa65 Bab 65 Permohonan Reza66 Bab 66 Ditelpon si Mas67 Bab 67 Nikahi saja bundamu68 Bab 68 Minta bantuan Ayah69 Bab 69 Di Klinik70 Bab 70 Dikambing hitamkan71 Bab 71 Menantu yang tak diinginkan72 Bab 72 Dinasihati Bu Wawat73 Bab 73 Perihal BPJS74 Bab 74 Semoga ada hikmahnya75 Bab 75 Minta maaf pada ayah bunda76 Bab 76 Tebakan Nisa salah77 Bab 77 Satu minggu sudah78 Bab 78 Dijenguk79 Bab 79 Bunda lebih bisa80 Bab 80 Dilarang menginap81 Bab 81 Mertua Perhitungan82 Bab 82 Satpam Rumah83 Bab 83 Jujur kepada Rika84 Bab 84 Mertua sok tahu85 Bab 85 Bunda lebih tahu86 Bab 86 Operasi Kedua87 Bab 87 Nisa ngadu88 Bab 88 Dibandingkan dengan Ayah89 Bab 89 Ditegur si Bunda90 Bab 90 Nisa jadi sasaran91 Bab 91 Didesak92 Bab 92 Jangan bilang si Bunda93 Bab 93 Diturunkan di jalan94 Bab 94 Laporan pada Bu Wawat95 Bab 95 Semakin benci saja96 Bab 96 Dua pilihan sulit97 Bab 97 Haruskah bercerai 98 Bab 98 Gugatan cerai99 Bab 99 Depresi berat100 Bab 100 Keputusan Final