Tergoda Bocah SMA
an
tanpa ampun. Lututnya terbentur. Itu mening
ta bercucuran deras, tetapi ia
kau memikirkan masa depanmu?" Tanya ib
tajam. Setelah beberapa saat, ia t
, yang sudah diselimuti pera
um bertanya padaku, harusnya Mommy bercermin
ibunya. Hingga tanpa berpikir panjang, ia men
u membenci aku! Kau selalu membandingkan aku dengan kelakua
iring dengan tangannya
kujur tubuh berhasil terkena pukulan itu. Ini membuat ia mer
nya, tolong
konyong berlari tunggang langgang dari
ukulan Nyonya nya. Pada akhirnya ia sendir
dilempar, dan ia sendiri berbalik
. Ia menatap Minami dengan kes
ami, sambil tetap memperhatikan lebam
ia berdiri tatkala Asisten rumah t
ah tangga itu mengambil kotak P
ia pamit membuat minuman untuk Minami. Begitu Asisten itu keluar, Minami
amar
ri sahabatnya, sekaligus k
embawanya ke
ami masih kecil. Dia masih ingusan. Dia tidak tahu apa-apa. Mari selesaika
secara lengkap, tetapi Elena, sahabat Dwi Han
erjerat bahkan cintanya membabi buta dengan Minami. Dan perlu kau tahu! Minami dan suam
utnya seakan mati rasa. Ia berangsur-angsur j
nganmu, Dwi! Sama persis!" pungkas
ngis meraung-raung sampai satpam di luar
ya. Namun faktanya, Minami memang tidak jauh dari dirinya sendiri. Bocah SMA it
t yan
kabur tanpa berganti pakaian lebih dulu. Ia mengenakan sera
anmu akan
alu terus terngiang-ngiang. Minami berusaha menepis,
amun, tanpa komando, ia kembali keluar dis
drt
rondong masuk. Di tepi jalan yang sepi kendaraan, i
an masuk dari sahabat M
Ia justru hanya membuka pesan dari
berat. Aku gaga
dibaca, pesan
ncintaimu. Jangan khawatir. Semua akan
eberang tempatnya berdiri, sudah ad
tipis. Tiap air mata ia
n menunggu lebih lama, Dave b
nghabiskan tiap jarak pem
pan gadis itu, Dave baru menyad
enarik lengan Minami, serta memberinya pelukan terhanga
idak mau menolak, karena dalam hati
itu, Minami dan ketiga sahabatnya mendatangi klub
Helena; yang bekerja di klub tersebut, mereka berempat bis
na!" Tunjuk Helena pada sekelompok pria berpakai
sahabat Minami yang lain,
tidak ikut menyumbangkan ide. Janganka
jawab. Tak disangka, ialah yang kali
alah, Nami!" Hele
ang kali pertama mendapat j
tidak yakin. Apakah bisa? Takutnya mer
dulu," ujar Helena, ser
n lantas menunjuk mereka semua deng
Semangat!"
pakaiannya sebentar sebelum ia mengayun
nyak minum,"
ngkah. Ia, berhenti, memperha
adalah pria kantoran. Ia kurang minat, tetapi hukuman ad
u d
ang diri, sedang teman-temannya sibuk mengobrol dan
u
tersebut. Si pria kontan menoleh, memamerkan wa
berdebar kencang. Niatnya