Tergoda Bocah SMA
r me
Kita pindah saja."
ia yang Nami goda di
earah dengan pandangan Christin. Bol
u targetkan!" tambah Bianca,
igus membuka dua kancing kerah diikuti merenggangkan
Bianca menarik-narik pun
usaha melepaskan diri lalu berlari
mpak memutar badan
sukses memancing perhatian p
depan. Namun, sayangnya ia sudah sangat terlambat, karena di sumber
ada saat bersamaan ponselnya m
ik. Lagi dan lagi
kau jangan langsung mengemudi. Tunggu sampai reda saja. Akan
g. Ia pikir mampir di cafe adalah solusi terbaik. Tapi tak disan
a Vira. "Kita akan tetap d
mben banget kelakuannya an
n karena dia takut ketahuan m
sejenak. "Kalau tidak salah, ia
ke arah Dave. Kemudian m
*
t, Nami akhirnya sampai di toko 24 jam. Ia men
mendadak membuka tas lalu men
ang. Hatinya berkata,
nya ponsel gadis itu tetap menyala. Jadi i
membuat kue sampai tidak se
s bisnisnya saja. Dan sejak tadi, ponsel itu m
ru-buru. Soalnya ini sudah hari H," lapo
Cece sudah siap, kok. Ada di lemari, tuh. Tinggal
ana si Cece kalo kota terla
oba kau kirim pesan. Kue akan diant
sesuai yang Dwi minta. Dan pada saat yang sama,
r. Pegawainya lantas berseru, "Kak, Hanabe m
ngurus banyak hal. Ditambah pesan dar
on!" Pegawai panggi
erseru. "Suruh tunggu sebe
Di tengah kekisruhan Dwi dan pegawa
kalau disini ada Elena yang sedang menunggu kue unt
h buruan je
erta memecah sampai Pegawai panggilan
ntar. Mamih
u
wi berdecak kesal, karena kebiasaan
emput. Dimana gadis
Kau yakin akan menjem
enapa
kan sangat berhuta
, da
*
menyeruput minuman sedikit demi sedikit, seraya
perlahan mereda. Tapi mobil jem
an belum sampai kakinya terayun, sebuah mobil putih tiba-tiba menepi
itu mencondongkan kepala. Ia bertanya
pasang matanya menyipit d
r Elena. "Namaku Elena, aku kerabat
erawang jauh. Jika tidak salah, i
u apalagi!
bil orang tak dikenal, mengingat pemberitaan
aku?" Tanya Elena, den
berhasil membuat Elena patah hati, se
"Kau basah kuyup. Lihat seragam mu itu. Sukses menarik perhatian para pria. D
r. Tubuhnya basah kuyup secara keseluruhan. Bahka
, s
a akhirnya ia menepis kekhawati
rayun. Ia memasuki mobil lalu m
am
u, hanya Elena yang selalu membuka pertanyaan sedang Minami fokus melihat ke luar, yakni memperhatikan lamp
di pelataran parkir toko bakery milik Dwi. M
a sudah datang, ia menyambut sambil meletakkan
, maaf sudah
lan ke arah pegawai panggilan ibunya. Kebetu
kelihatan lag
an lebih dekat ke kata akrab. Hal ini
engan anakmu itu k