icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
Jodohku Seorang Janda Kaya Raya

Jodohku Seorang Janda Kaya Raya

Penulis: Irma_Asma
icon

Bab 1 Kedatangan Bu Rasti

Jumlah Kata:1034    |    Dirilis Pada: 01/04/2022

Tok

uh baya, berdiri angkuh di depan pintu rumah sed

mbun sambil mengerenyitkan dahi. Kebetulan saat itu, ia sedan

rupan kali," jawab seorang wanita

ak. Bis

kuh, dan sok kaya," sahut seorang ibu yang mengenakan kerudu

nya, itu merupakan kediaman Lintar yang berdiri kokoh di antara deretan r

umah tersebut seorang diri, karena kedua orang

u kembali berteriak dengan sua

ngar suara teriakan dari Rasti—seorang wanita paruh b

u, yah. Buka pintunya! Saya mau bicara penting dengan kamu." Suara teriakan Rasti semakin terdengar keras, tangannya pun tak mau

gun dari tidurnya, karena merasa tergan

itu?" desisnya masih

elangkah keluar dari dalam kamar. "Iya, Bu. Tunggu sebentar!" Lintar

idak dapat tidur. Siang itu, ia baru saja memejamkan matanya, karena bar

ah berdiri angkuh di depan pintu rumahnya. Raut wajah Rasti tampak memerah,

ntar langsung mempersilahkan tamunya itu untuk duduk di sebuah

u!" jawab R

ya itu sedang dilanda kegusaran. Namun, Lintar tetap menu

ntak Rasti penuh emosi, suaranya keras terdengar sangat nyaring. Napasnya pun te

wajah Lintar penuh kebencian. Seakan-akan,

aya tidak mendengar teriakan Ibu, dan tidak bermaks

erus menatap wajah Lintar penuh kegusaran. "Saya ingi

ya, Bu?" tanya

ah terhadap tamunya tersebut. Karena walau bagaim

hadapan saya!" bentak wanita paruh bay

nanggapi sikap kasar dari tamunya itu. Lintar berpikir, walau bagaimanapun Rasti ad

, ia pun kembali membentak, "Kamu punya kesalahan besar terhadap a

sangat keterlaluan. Tiba-tiba datang dan langsung memaki-maki dirinya. Meskipun demikian, Lintar tetap bersikap sa

Bu. Kenapa Ibu tiba-tiba memarahi saya? Ada persoalan a

u harus bertanggung jawab. Karena ulah kamu anak saya kabur dari rumah!" bentak Rasti. Di

u tidak seharusnya bersikap s

di hadapan saya?"

ika memang ada persoalan, sebaiknya kita sel

dengan harapan amarah dalam jiwa dan pik

jari saya!" bentaknya sambil

ga yang tidak suka terhadap dirinya, karena keangkuhan dan sikap sombong yang

, saya tidak pernah melakukan hal buruk terhadap putri Ibu. Hubungan sa

lasan Lintar seperti itu, ia malah semakin geram saja, dua bola

anak saya. Lantas, kamu bilang tidak a

nghela napas dalam-dalam. Tidak sepatah kata pun terlontar

ini bersyukur. Karena anak orang ter

itu. Lintar tampak bingung dan harus berkata apa lagi, supaya Rasti dapat memahami penjelasan darinya. Sehingga, Lintar mulai mengambil se

berkata lagi, "Baik, Bu. Saya akan mencari

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka