Jodohku Seorang Janda Kaya Raya
evia, dua bola matanya tampak kosong memandang jauh
memandangi dirinya. Lintar memberikan isyarat kepada Devia, seakan-akan meminta ba
ngkit dan sedikit menggeser kursi tempat duduknya lebih mendekat ke ar
tmu, sahabat kita berdua! Kawan baik kita, dan merupakan seorang kakak yang baik unt
ut sepatah kata pun. Seakan-akan tid
ng membicarakan satu sama lain." Devia terus memberikan nasihat kepada Eva deng
kali pecah itu dapat diperbaiki tapi tidak
n Eva dan Devia. Ia menghela napas dalam-dalam, dua bola matanya
enyayangimu. Semua demi kebaikan persahabatan kita untuk saat ini!" timpal Lintar bersuara lirih. "Aku harap kamu mengerti, biarkanl
lut Lintar, Eva mulai mengangkat wajahnya. Gadis itu tersen
Eva singkat, kemudian k
ng berpandangan tampak bahagia, karena Eva su
adi tidak elit banget kalau harus pecah gara-gara
saja," hardik Eva m
hat Eva yang tersipu-sipu mendenga
t mengkhawatirkan kamu, Va!" ajak Lintar lirih, dua bo
emudian menjawab, "Tidak usah, T
emandangi wajah Eva yang duduk di sebelahnya. "Tadi ibumu datang ke rumahku. Ibumu bilang, jika hari ini kamu tidak
afkan atas sikap ibuku ya, Tar," sahut Eva meyakink
pun langsung pamit saat itu juga kepada Devia dan juga E
hadapannya, Eva pun kembali melanj
di benar, Dev. Lintar akhirnya dat
idak melanjutka
ev?" tanya Eva
"Itu, masalah ibumu mau melaporkan Li
kan tahu sendiri i
ersenyum lebar. Lantas, ia c
etapi, ada hal lain yang menjadi penghalang, sehingga Lin
p wajah Devia, ia penasaran dengan a
lang apa?" tanya Ev
i penyebabnya," jawab Devia enggan mengatakan sesuatu yang bar
alau bicara!" hardik Ev
makan dulu!" sahut Devia bangkit dan langsung
an har
benar-benar sudah memaafkan dirinya. Sebelum berangkat ke rumah Eva, Lintar meneleponnya terlebih dahulu. Kebetulan
ikum," ucap
berada di teras rumah. Eva langsung mempersilahkan
buah kursi yang ada di teras rumah tersebut. Set
aku tidak bermaksud hendak menyakiti perasaan kamu,
paham," jawab Eva ma
ya yang sudah menolak cinta sahabat baiknya itu. Setelah berbicara panjang lebar dengan Eva, Lintar langsung pamit kepada sahabatnya itu.
a berlama-lama di sini, takut ibumu keburu
yah, aku terlalu bany
. Tidak
r melangkah dengan iringan tatapan bola mata Eva yang berkaca-kaca, seolah Eva
enti di bahu jalan yang hendak dilaluinya. Mobil tersebut dalam posisi mengh
," ucap Lintar langsung
aja pulang. Setelah menghentikan laju mobilny
rumah saya?" tanya
," jawab L
ti tampak geram sekali. "Mau