MrP (Mertua Rasa Pelakor)
tuk bisa bebas. Namun, aku berpikir kembali bagaimana nanti jika benar-benar tidak mempu
kalian, huh?" Mereka semua duduk di ruang tam
marah saat melihat Azam menarik tanganku tadi? Tatapannya beg
k tau diri!"
ri lu juga butuh duit untuk dia belanja!" Azam memang lebih dewas
aku, Mas Bo'eng, Rian-karena masih ditanggung o
memiliki seorang istri. Bahkan, tak segan mertuaku itu berteman dengan istrinya Om Bagas. Parahnya lagi, istri Om Bagas sering cur
anan? Jika semua tanggungan m
ai. Suami simpanan mertuaku tak pernah membiayai kehidupannya, wanita 52 tahun itu hanya bergantung kepa
tahan. Biar aja dia tau rasa, gimana
a saat itu pun Azam berhenti memberi uang!" an
an Azam barusan, entahlah apa yang harus
a?" bantah Lisa. Kakinya
aku. Siapa pun pasti akan melakukan hal yang sama seperti dirinya, jika melihat suami tercint
kamu juga seorang perempuan, kan? Bagaimana peras
puh. Memang, Azam adalah laki-laki tegas dan dewasa. Impian setiap kaum Hawa. Sifatnya yang
at ini. Aku kembali menyadarkan diri, untuk tidak berharap ataupun men
elirik Mas Bo'eng dan ibunya, mereka terlihat begitu kesal. Setelah itu, mereka pamit untuk makan di luar. A
kita akan pergi makan bersama,"
rang hina seperti kami tidak layak berada ditenga
erosos ibu mertuaku terdengar sedikit meninggi. Je
, kenapa Mami selalu aja ka
n baju-baju, aku merebahkan diri di atas kasur sambil menidurkan Fito. Tak lama, suara mereka pun
h ada stok mie rebus dan telur. Sebelumnya, aku tidak seberani ini menggunakan
alam mangkuk yang telah terisi mie. Nikmat. Telor setengah matang membuat lengkap hidanganku.
abai pun, tak mampu membuatku merasakan panas terbakar.
Meskipun belum sepenuhnya kenyang, setidaknya perutku s
istirahatkan tubuhku. Namun, lagi-lagi aku terbayang wajah Azam saat membelaku tadi. Ah, rasan
mbuatku selalu tertindas oleh perbuatan mereka. Jam sudah menunjukkan pukul delapan malam, setelah hampir satu jam menang
*
ang diadakan oleh sekolahku. Sekolahan Azam mengundang beberapa sekolahan yang berbeda
sekolahnya, menghampiri tim kami. Sekedar berbasa-basi
bil dan mencariku. Tak lama, setelah melihatku ia memberi sebuah kertas padaku. Ternyata itu adalah nomor t
zam menyerahkan kertas tersebut padaku. Teman-teman menyoraki
na, harus berjalan kaki sejauh 500 meter untuk bisa s
*