icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

MrP (Mertua Rasa Pelakor)

Bab 3 Serba Salah

Jumlah Kata:1166    |    Dirilis Pada: 23/03/2022

perutku. Tubuhku terasa begitu lemas

abur, dia yang akan menuai. Meskipun aku tak pernah tahu, kapan karma itu datang pada mereka. Tak sekali dua kali mereka

alah adik iparku, istri dari Azam, adiknya Mas Bo'

m anak kedua, hanya berselisih satu tahun dengan sumiku. Hanya dia yang menganggapk

saja Lisa memikirkan penampilan, ekonomi mereka jauh lebih baik dibandingkan kami. Usaha Azam di mana-ma

idak bisa bekerja dalam satu tim. Azam memberikan kepercayaan untuk memegang konter HP padanya, te

Rian, membuat tanganku berhenti sejenak. Tanpa sadar, aku mengepalkan jemariku di atas

ka tanpa ampun. Bisikan-bisikan itu terus saja terngiang di telingaku. Bahkan, adegan-

ar!' gumamk

andainya waktu bisa diputar kembali, aku tak sudi menerima lamaran Mas Bo'eng kala

aku tersentak ketika mendengar teriakan dari ipar b

gus dikasih numpang ti

reka ucapkan. Ada tenagaku di rumah ini. Jika saja tidak malu untuk kembali pulan

kesusahan anaknya di sini. Aku tak ingi

n tugasku. Setelah semua beres, tumpukan baju itu

in meminum air putih. Sayur yang ada di meja makan pun hanya tersisa sedikit, cukup untuk satu orang saja. Mereka selalu senga

erlebih dahulu piring-piring kotor yang baru saja mereka makan dan tinggalkan begitu saja,

lagi asupan air mata. 'Tuhan, sampai kapa

jerit tanpa mengeluarkan suara. Hal yan

uar, sempat ia melirik ke arahku ju

" sindirnya. Tangannya sambil menggaruk-g

al. Ya, aku sudah tidak tahan lagi meluapkan emosiku. Amarah memuncak sampai ke u

angan lu!" Mas Bo'eng terlihat beg

akan, "Hmm, makanan abis semua? Kalau makan, kira-kira, dong! Mikir gue belum makan!" Mas Bo'eng

ih berlumur sambel terasi. Rian dan ibunya pun keluar dari kamar mereka,

an datang, rumah ini gak ada te

, ya." Aku mencoba menenangk

a belum!" Terlihat mertuaku juga Rian seperti salah tingka

mpuan." Mertuaku berjalan ke dapur, membuatkan telur mata sapi untuk suamiku.

adikmu itu, ke mana sayur itu berpindah!" Aku mencoba melawan,

duh-nuduh kita lagi," timpal Ria

an piringnya jangan sampe tersisa

tu, nurut apa kata orang tua!

, karena hatiku lebih merasakan perih hingga menyamarkan rasa yang sebenarnya. F

ap mempunyai ongkos pulang, untuk membeli kecap seribuan pun aku tak mampu. Hampir du

lainnya. Mengangkat air untuk mandi kami, di sumur belakang kontrakan ini. Jaraknya hany

ang seharusnya menemani makan adalah istrinya? Ya, tugas istri

mun, ketika hasrat telah tersalurkan, sikapnya manis dan perhatian padaku. Mesk

. Setelah cukup penuh, aku beristirahat sebentar di teras tetangga. Lelah

tetanggaku sekaligus seperti saudara. Sa

ar," jawabku dengan meluruskan kaki sambil berselonjoran. Tangan tak henti-hent

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka