icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

MrP (Mertua Rasa Pelakor)

Bab 2 Bukan Suami Idaman

Jumlah Kata:1038    |    Dirilis Pada: 23/03/2022

ndengar suara keras membuat Fito menangis hist

Bukannya berhenti menangis, Fito malah

egini, kan, akhirnya?" timpal mertuaku kembali. Mereka memang tid

agi dan mencari pekerjaan. Ibu dan anak itu kembali masuk ke dalam kam

membanting anak ini, untungnya masih dapat tersadar dari bisikan-bisikan

telah berada di wastafel cucian piring. Padahal belum tersentuh sedikitpun

Belanjaan yang tadi aku bawa, segera menyulapnya menjadi sayuran matan

ambal, sayur sop, tempe goreng, dan tak lupa sambal terasi kesukaan suamiku. Jam di dindi

an seragam sekolah, maupun baju kerja Risa. Ibu da

gedor-gedor pintu pagar hingga menyebabkan suara gaduh. Tergopoh-gopoh

dibukakan pintu, Rian malah membentak. Ingin rasanya membalas bentakannya, ta

ku telah berada di pintu dalam, terlih

ucap Rian sambil berjalan masuk ke rumah. Membanting ransel ke

rjalan ke dalam rumah. Masih mencoba sabar, berharap ada

nda tadi, melewati mereka yang telah duduk bersiap untuk makan siang. Tanpa bertany

tahnya tanpa menyebutkan nama. Sempat bingung, apakah mertu

sih?!" sambun

pernah menanyakan aku ataupu

iku dari tidurnya. Selain marah, ia akan menend

h?!" bentaknya ta

kan badannya. "Mas, ba

g lagi tidur itu jangan ga

, Mas. Bangun, in

. Mas Bo'eng adalah anak pertama di keluarga ini, tapi sifatnya melebihi bocah remaja. Usia 30 tahun t

ika tidak ia akan terbangun dan menangis kembali. Aku melemp

in kuhabisi dengan cara memberi racun! Namun, aku berpikir

gan dapur dan meja makan. Jadi, jika aku kelu

sembarang pilih," ujarnya kepada anak bungsu it

benalu lagi." Aku tau, mereka sedang menyindirku seperti biasanya. Hamp

ruang tamu, karena rumah ini terlalu sempit untuk

ri tadi, selain air putih

'eng kembali dengan perempuan yang lebih cantik dan pintar. Aku tertawa dalam hati s

ngin menyesali keputusanku selama ini. Rasa sakit yang tersimp

sar, Nak. Menjadi dewasa itu tidaklah enak,' ucapku dalam diam. Aku

a tidak melanjutkannya lagi. Peralatan salonnya pun masih terta

gan berbelok!" sindir Rian. Suara decakan dari mulut

yang beradu dengan piring,

nyak kata, aku segera mengambil air dari dalam k

an malas kembali menuangkannya. Layaknya pembantu r

ie rebus, dong

" tanya mertuaku kep

Rian mau makan mie

hampir bersih! Aku beranjak ke dapur, sebelumnya sudah mematik

ncuci perut yang sengaja disediakan oleh mertuaku, di dalam kotak obat dekat d

pada Rian yang masih duduk di meja makan bersama ibun

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka