MrP (Mertua Rasa Pelakor)
ndengar suara keras membuat Fito menangis hist
Bukannya berhenti menangis, Fito malah
egini, kan, akhirnya?" timpal mertuaku kembali. Mereka memang tid
agi dan mencari pekerjaan. Ibu dan anak itu kembali masuk ke dalam kam
membanting anak ini, untungnya masih dapat tersadar dari bisikan-bisikan
telah berada di wastafel cucian piring. Padahal belum tersentuh sedikitpun
Belanjaan yang tadi aku bawa, segera menyulapnya menjadi sayuran matan
ambal, sayur sop, tempe goreng, dan tak lupa sambal terasi kesukaan suamiku. Jam di dindi
an seragam sekolah, maupun baju kerja Risa. Ibu da
gedor-gedor pintu pagar hingga menyebabkan suara gaduh. Tergopoh-gopoh
dibukakan pintu, Rian malah membentak. Ingin rasanya membalas bentakannya, ta
ku telah berada di pintu dalam, terlih
ucap Rian sambil berjalan masuk ke rumah. Membanting ransel ke
rjalan ke dalam rumah. Masih mencoba sabar, berharap ada
nda tadi, melewati mereka yang telah duduk bersiap untuk makan siang. Tanpa bertany
tahnya tanpa menyebutkan nama. Sempat bingung, apakah mertu
sih?!" sambun
pernah menanyakan aku ataupu
iku dari tidurnya. Selain marah, ia akan menend
h?!" bentaknya ta
kan badannya. "Mas, ba
g lagi tidur itu jangan ga
, Mas. Bangun, in
. Mas Bo'eng adalah anak pertama di keluarga ini, tapi sifatnya melebihi bocah remaja. Usia 30 tahun t
ika tidak ia akan terbangun dan menangis kembali. Aku melemp
in kuhabisi dengan cara memberi racun! Namun, aku berpikir
gan dapur dan meja makan. Jadi, jika aku kelu
sembarang pilih," ujarnya kepada anak bungsu it
benalu lagi." Aku tau, mereka sedang menyindirku seperti biasanya. Hamp
ruang tamu, karena rumah ini terlalu sempit untuk
ri tadi, selain air putih
'eng kembali dengan perempuan yang lebih cantik dan pintar. Aku tertawa dalam hati s
ngin menyesali keputusanku selama ini. Rasa sakit yang tersimp
sar, Nak. Menjadi dewasa itu tidaklah enak,' ucapku dalam diam. Aku
a tidak melanjutkannya lagi. Peralatan salonnya pun masih terta
gan berbelok!" sindir Rian. Suara decakan dari mulut
yang beradu dengan piring,
nyak kata, aku segera mengambil air dari dalam k
an malas kembali menuangkannya. Layaknya pembantu r
ie rebus, dong
" tanya mertuaku kep
Rian mau makan mie
hampir bersih! Aku beranjak ke dapur, sebelumnya sudah mematik
ncuci perut yang sengaja disediakan oleh mertuaku, di dalam kotak obat dekat d
pada Rian yang masih duduk di meja makan bersama ibun