Ragu yang Berujung Temu
pipi meronanya. Dia terguguk mendengar omelan lelaki kurus berkopiah hitam yang baru saja menyelesaik
aupun sebenarnya bukan itu yang ingin dia lakukan. Dia tahu, seorang istri seharusnya menjelma sebagai bidadari surga ketika berada di dalam rumahnya. Sayangny
engarkanku?" tanyanya sem
Benar yang telah dia duga, hal seperti ini pasti akan terjadi. "Ada apa, Mas?" jawabn
aki itu terlihat menahan napasnya untuk sesaat. "Aku tidak akan menggaulimu selama hatimu b
bersuara. Sia-sia sudah usahanya untuk meluluhkan hati suaminya. Padahal, dia telah menghabiskan waktu hampir setengah hari untuk menyulap kamarnya serapi dan seindah mungkin mengingat mereka adalah pen
li memperjuangkan rumah tangganya. Bagaimana
untuk lekas bangkit, lalu mengusap air mata dan menyusul
ingin me
enjelaskan apa pun lagi kepadaku,
alu tangannya memeluk erat kedua lutut suaminya. "Apa aku terlihat seperti perempuan yang sudah menduakan suaminya?" Mikh
di kakiku. Yang kuminta hanyalah kesucian hatimu. Jangan pikir aku tidak tahu. Sekarang berdirilah! Aku t
aik turun seiring menetesnya air mata, dia menyerah untuk yang kesekian kalinya setelah mendengar ultimatum suaminya. Mikha tidak mau
! Tidak perlu menyelimutiku jika aku tertidur
timu," jawab Mikha lirih, wala
gkan setiap malam suaminya tidak pernah menyentuhnya? Padahal, dia berharap pada malam pertama pernikahan, keningnya akan dikecup dengan lembut, lalu pakaian yang membalut tubuhnya akan terlepas satu per satu dengan penuh
ta menikah? Apa salahku kepadamu?" tanya Mikha pada dirinya sendiri. Kini dia kembali menginjakkan kakinya
ng di kasur. "Aku tidak bisa begini, seorang istri seharusnya tidak cen
iringan selawat Mahalul Qiyam. Saat itu kedua lengannya digandeng oleh orang tuanya, sedangkan keluarga yang lain berjalan iring-iringan di belakangnya. Mereka berjalan menuju musala yang kebetulan berada tidak jauh dari rum
osesi ijab kabul dengan khidmat. Sampai pada akhirnya para saksi berkata "sah" resmilah sudah keduanya menjadi suami is
k foto. Namun, siapa sangka jika kebahagiaan yang tampak akan langgeng itu hanya berlangsung sehari saja. Malam pertama pengantin yang katanya akan penuh dengan gelora asmara ternyata malah berubah menjadi menakutkan. Bukan pelukan hangat yang Mikha dapat setelah selesai membersi
mata. Dia tidak kuasa lagi untuk mengingat kebahagiaan singkat itu. "Apakah masih ada cinta untukku di hatinya setelah dia m