Gadis Perawan Untuk CEO
utih dengan tongkat andalannya yang dia gunakanan untuk membantunya berdiri lebih seimbang. Rambutnya memang sedikit memutih dan dia sama sekali tidak berniat untuk memolesnya dengan cat warna w
ld terus memikirkan langkah apa yang harus dia ambil, dia tidak mungkin menunggu, dia harus segera bergerak mencari. Permintaan kakek sungguh diluar dugaannya, dia tidak menyangka akan secepat ini. Romor tentang menikah dengan gadis perawan seutuhnya memang sudah sering dia dengar. Keluarga Hamzah haruslah menikah dengan gadis perawan sejati yang menjaga dirinya. Itu adalah kehormatan bagi keluarga Hamzah. Reynold terus berpikir, apa mungkin gadis seperti itu ada, jika ada apa akan sesuai dengan seleranya, sungguh memikirkan hal itu membuat Reynold resah. Dia duduk dengan serius di depan meja kerjanya, tangannya mulai membuka laptop warna putih yang ada di atas meja itu dan mulai menghidupkannya. "Aku tidak bisa terus memikirkan permintaan kakek, banyak pekerjaan yang harus aku seleseikan," ucapnya dalam hati. Reynold terlihat mulai sibuk dengan pekerjaannya, mengetik, membaca berkas dan memeriksa beberapa file yang sudah tersaji di layar laptop. "Tok, tok, tok," Terdengar suara pintu di ketuk "Ya, masuk!" teriak Reynold. Ternyata itu adalah Monalisa, wanita penggoda yang sudah sering mendatanginya. Monalisa melangkah masuk, segera menutup pintu dan melangkah dengan pelan mendekat ke arah Reynold. Monalisa sudah berdisi di samping Reynold, melingkarkan tangan ke leher pria tampan itu. Sesekali mengecup lembut telinganya. "Aku merindukanmu Rey," ucap Monalisa lirih. Tangannya mulai mengusap lembut rahang Reynal yang halus itu, mulai bergerak lembut menyusuri leher hingga dada. Beberapa kali Monalisa mengelus dada bidang itu, seolah memberi sinyal jika Monalisa begitu menginginkannya. Beberapa kali desahannya terdengar lirih di telinga Reynold yang masih sibuk dengan segudang pekerjaannya. Reynold tidak mempedulikan perlakukan Monalisa, namun tidak juga menolaknya. Itu adalah hal yang biasa bagi mereka. Tangan Monalisa semakin berani, kali ini dia mulai turun ke arah perut dan mundesak masuk menelusuri area sensitif Reynold. Tangannya begitu berani masuk ke dalam celana ketat yang sepertinya tidak menyediakan ruang untuk hal apapun. Reyn