Gadis Perawan Untuk CEO
ng diiringi semilir angin. Sesekali bulu kuduknya berdiri,
mnya. Biasanya ketika dia lembur, ada sang ayah yang dengan setia menjemputnya, walau hanya dengan berjalan kaki. Kali ini dia tidak bisa mengh
angkah Devanka mulai pelan, dia merasa ada seseorang yang tengah membuntutinya. Rasa takut menyerang perlahan dan dia bersiap untuk seg
a hanya sebatas kecil, seseorang yang menyergap tubuhnya jauh lebih besar dan kekuatannya luar biasa. Tubuh Devanka tersungkur ke tanah
tau semua hanyalah percuma. Tangan Devanka ditarik dengan begitu kasar, tubuhnya berguling g
Devanka. Tidak ada satu orangpun yang mendengar, Devanka han
n membuat tubuhmu menggelinjang dan akan aku nikmati senti demi senti kulitmu yang mulus itu.
nya. Usianya kisaran lima puluh tahun, dan Devanka mula ingat dengan wajah itu. Itu adalah Tuan Santoso, tetangga sebelah rumah yang sering menatapnya dengan senyum ramah lewat jendel
semua kejadian ini," ucap Devanka mengiba dengan suara yang ter
hanya disinari lampu bohlam kecil yang tergamtung di ujung gedung, semakin membuat su
padaku," ucap Devanka lirih sambil ter
n menyia nyiakannya, aku sudah mengintaimu sejak lama,"
ar dari mulut pria paruh baya itu. Sepertinya pria itu sedang mabuk. Menemukan fakta itu, tubuh Devanka mulai lemas, seberapa besar usahanya untuk lepas dari pria itu sepertinya
nuh nafsu, matanya berbinar merah dan seolah
gan lakukan ini," pi
akan, kau akan sangat ketagihan seperti candu dan setelah ini kau akan meminta dengan senang hati kepadaku,
wan seumur hidupku dan aku akan mendap
tau bisa dibilang keperawanan anak anaknya. Bagi mereka, menjaga keperawanan anak gadisnya di tengah perkembangan jaman yang mulai gila ini adalah sebuah keharusan apalagi sudah meru
juang mati matian untuk menjaga keperawanan anak gadis yang lahir di kelua
a keperawanan alat kelaminnya dalam artian selaput dara yang masih tersegel utuh, namun juga seluruh tubuhnya. Perempuan dari keluarga Lumawi yan
inan. Tuan Santoso menatap ke arah bibir itu, bibir tipis berwarna merah muda itu adalah bibir perawan yang tidak pernah dikecup oleh pria manapun, betapa berun
kan menimpanya, haruskah dia menjadi musibah bagi keluarganya karena tidak mampu menjaga keperawanannya. Di
u!" teria
lakukan aku seperti ini Tuan Santoso," teriak
evanka, kenapa kau malah memilih kematian,
dinya, teriakan ketakutan yang penuh dengan kenestapaan. Matanya tertutup, mulai terlintas bayangan masa depan, betapa hancurnya hidupnya setelah ini. Dia akan me
yang diiringi dengan teriakan keras kesakitan. Devanka memberanikan diri me
oso dengan pukulan keras menggunakan balok kayu panjang. Melihat ayahnya, Devanka segera berlari dan memeluk pria paruh ba
bernama pak Sabto Lumawi, keturunan Jawa dari keluarga Lumawi. Dia akan berusaha mati matia
n pulang selarut ini lagi, ayah tidak in
penyimpanan, ayah sudah mencarimu di sana, tapi katanya kau sudah pulang. Kau tau betapa
lirih sambil terus me
jadi meremukkan masa depannya. Dia tidak haru