Bukan Istri Idaman
ERTUA BAIK, A
nistri
rt
u yang melahirkanmu,
Satu masalah belum kelar, kini
sore aku mampir
balasan itu, ibu
*
langsung menemui
anyak yang ingin ibu katakan," samb
apa
l Mi
a ke
ya, Kal! Dia berani menjawab p
lagi ca
k, biar gak ngelu
a B
mana jat
at berisi uang dan
ya ditambah kok malah jatah i
ku hanya memberi separuhnya saja, 1,5 juta. Belum lagi untuk uang kuliah Nessa. Banyak hal yang
ntah itu gelang maupun kalung. Ibu juga dapat jatah sendiri dari kakak iparku, suami Mbak Indah yang bekerja
rusnya aku cuma bisa ngasih segitu. A
kan? Uang segini mana cukup,
ukupkan du
tambah, benar kan?! Jadi berapa sekaran
ianku. Dia justru menyerahkannha kem
kerja apa dia? Ngatur uang belanja aja ga
t sebulan. Dia protes minta ditambahi tapi gak kugubr
. Padahal anak masih kecil-keci
ar, sama aja. Ibu aja dikasih segitu bilangnya ga
kamu belain
semua kebutuhan mahal. Berarti itu
ersyukur punya suami. Suami udah kerja
ki kesalahanku pada Mila. Aku yang s
pulang ke rumah sendiri. Setela
n rumah tampak gelap dan sepi. Lampu-lampu belu
an, sehingga bila istriku tak a
apapun. Semua ruangan benar-benar gelap. Kunyalakan saklar
i tak kutemukan Mila dan anak-anak
n telepon. Namun tidak juga diangkat. Aku
muncul. Kubuang
is dari man
ustru langsung berlari ke kam
eberapa langkah. Padahal aku memang kepikiran kata-katanya tempo hari.
i lagi, kalau hany
a bersikap seperti itu? Tanpa banyak bicara
sikap seperti ini? Aku hany
ahutan dari dalam. Seol
aaf. Maaf kalau sudah s
seperti ini? Apakah benar k
h istri sendiri? Apa seperti ini perasaan Mila dan anak-anak? Aku selalu acuh pad
da dengan wanita lain. Bagiku itu sudah cukup untuk tak menyakiti hati Mila.
teriakan dari lu
berada dia hadapanku
Bu? teriak-t
istrim
gnya a
a ibu katanya Mila habis
pa
'Jangan-jangan ada laki-laki yang iba terus suka sama istri l
ertemu dengan laki-laki lain dan melakukan hal y
ke dalam dan menyusu
uin, dia udah berani bermain di belak
h, Mila gak mungkin lakuin hal
kau lihat foto ini
u sudah mengepal kuat-kuat. Seketika hatiku berdesir rasa cemburu. Mila tersenyum dengan laki-laki lain? Sedangkan padaku, dia tak menampakkan wajah manisnya. Ada
ik pintu kamar. Wajahnya masih terl
i mana saja? Jangan-jangan habis me
Tak bisakah tenang sedikit?"
ng laki-laki?" tanyaku dengan nada tertaha
annya begitu tenang, justr
habis bertemu sama l