Istri Kakakku Selalu Menangis
RT
Bu," ucapku ramah
ini orang baru kerja
kerja, Bu. Saya ad
beg
dang sibuk melayani pembeli beras. Di saat begini, Mbak R
kin Mbak Rena lelah. Beberapa saat kemudian, toko sudah
ya?" sapa seorang lelaki berkumis tebal
i pinggir jalan, takut terjadi kecelakaan. Aneh
an toko ini cukup luas untu
aki itu tampak ngobrol akrab dengan Kak Heru, kutebak ia adalah salah satu pelanggan beras
njualan beras kamu akan makin meningkat." Lelaki
h lancar, toh? Saya tak percaya ji
Kamu tahu sendiri penjualan h
mau beli a
sikap Kak Heru yang tak mau meladeninya pamer penjualan. I
masih saja gigi gerahamnya terli
karung beras dan dua
ering-sering aja," goda Kak
kala besar akan dicatat
anak kedua saya. Kam
enggerakkan pena. Ia tertegun sejenak, pan
u belum punya keturunan. Tujuan perni
beri tahu pada Kak Heru, kan? Layaknya pasangan muda yang se
Kalau memang keguguran, pasti Kak Heru juga
nti, Mas. Allah belum menitipkan." Kak Heru kembali m
a saya tidak tahu. Say
un, telinga ini terpasang sengaja untuk men
unya sejarah berurusan dengan set4n. Kalau ma
udah belanja," ujarku r
erang jalan, ya? Saya takut, soalnya mobil it
au sama Siti pasti akan
n. Memang agak sulit karena mobil pick up milik Mas Parno itu menggan
jernih. Kak Heru juga mengapa tak menegur temanny
kek sebel
nunjuk gang depan. Jalan setapa
untuk dilalui sepeda motor.
awain berasnya,
ya. Kamu a
baik oleh istrinya yang ramah. Sepanjang jalan juga tadi kami sali
tiap beli beras saya merasa gerah,"
ang hari matahari
gerahnya beda,
ang dulu,
a merasa gerah. Gerah kenapa? Biasa saja. Namany
ngkus es buah yang berjualan di pinggir jal
kamu?" tany
erin kakek tadi
ak Heru dan segera masuk ke dalam unt
k Rena di mana? Pintu kamarnya aja terkunc
ti bawain es buah." Aku
ngis? Aduh, memang wanita ini cengeng atau hatinya kembali terluka? Aku kasi
nangis
Siti? Mbak gak nan
h." Aku memberi es, sekejap min
ngah dua. Kamu belum salat zuhur
, soalnya tadi rame
sana." Mbak Rena mengembang
ti kita gantian. Salat
orang di rumah ini meninggalkan salat wajib? Aku kag
i biasa, ia kembali menangis. Sungguh membuatku han
k ke