Pernikahan Kontrak CEO
ada pada tubuhku menyeruak masuk ke dalam indra penciumanku. Ketika benar-benar sudah sadar, aku langsung teringat dengan kejadian tadi malam. Se
nyalah terdapat seorang pria yang mengenalkan dirinya dengan nama Arkana Halim. Ah iya, aku ingat! Tadi malam aku berteriak seperti orang gila d
na, ya? Jangan-jangan dia bakal laporin aku ke polisi lag
melihat bill, aku sangat tersentak dengan angka nol yang sangat banyak tertera di sana. Padahal saat ini aku adalah seorang pe
ukul sebelas siang. Yah, diriku memang patut dipecat karena sering sekali bangun terlambat. Untung saja saat ini aku menjadi penga
atau belum?" ucap Anya begitu a
m bangun terus siapa coba yang ang
m kamu mabuk berat sampai pingsan, Ra," ujar Anya. Nah, waktu yang sa
antar aku pulang sampai ke apartemen tadi malam? Atau semalam aku pulang sendir
ang ke apartemen itu Arkan,
ku pulang? Dan bagaimana bisa Anya mengenal pria itu? Berbagai pertanyaan muncul di kepalaku hingga aku lupa j
a kok diam?
ga Arkan yang dimaksud bukanlah Arkana Halim yan
, Ra?" jawab Anya yang seketika membuat bulu kudukku berdiri. Ternyata pria yang menolongku hingga mengantarku pulang s
" tanyaku selidik. Siapa tahu pria bernama Arkan itu memang mesum deng
n macam-macam sama kamu, percaya deh. Lagian juga waktu kamu bangun baju sama celana
sih,
njadi lega karena pria bernama Arkan itu tidak melakukan hal aneh kepadaku. Justru aku lah yan
up, ya, Ra. Kapan hari lagi deh kalau
rmasinya Anya. Dan terima kasih juga untuk pestamu sema
fine. See you soon
kohol masih tertinggal sedikit sehingga membuat kepalaku terasa agak pusing dan sakit. Dengan se
seperti ikan sarden bahkan telur dan sayuran pun tidak ada. Aku tersenyum miris. Oh, jadi seperti ini rasanya menjadi penganggura
ebotol vodka yang harganya tidak masuk akal itu, saldo di kartu debitku pasti tidak akan berkurang. Yang membuat diriku menyesal a
kan bahwa sebentar lagi akan datang dan aku bergegas untuk segera turun ke lobby apartemen. Namun, tiba-tiba ada sesuatu yang menangkap perhatianku. T
ba mengingat kembali kejadian tadi malam. Akan tetapi,
nggak sengaja a
Perutku sudah meronta untuk diberi makanan setelah terakhir kalinya aku makan adalah pagi kemarin, sebelum bertemu dengan Adam
*
ria itu hanya sekadar untuk berterima kasih karena ia telah mengantarku dengan selamat. Namun, rasa malu yang ada pada diriku me
awab ia malah tidak terima dengan perkataanku semalam? Atau justru Arkan akan
ntas menutupi seluruh badanku dengan sel
aku sedang memikirkan sesuatu. Aku pun langsung b
ak di atas meja sebelah ranjang kasur. Dengan cepat aku langsung memasukkan nomor milik Arkan yang tertera di kartu nam
aaf dan bilang terima kasih, ngg
o? Dengan Arkana Halim di sini," ujarnya di seberang telepon dengan suara yang sama persi
ar jika tiba-tiba suarak
n sekali lagi yang tampakn
sadar memanggilnya dengan Om. Bodohnya Clara! Ark
putus dan dipecat d
erdapat seseorang yang mengingatmu tetapi dengan kesan yang buruk, yaitu orang yang baru saja putus dengan kekasih serta dipecat dari perusahaan. Seperti
h. Mau bagaimana lagi, pria itu sudah mengeta
n saya malam-ma
da sudah antar saya sampai apartemen dengan selamat. Oleh karena itu, saya sekaligus ingin berterima kasih sama Om," tutur
an om-om. Di kartu nama sudah tertera jelas kalau nama saya adalah Arkana Halim, bukan?
Panggilan Pak justru lebih
dari seberang telepon. Tampaknya pria itu sudah mulai tersul
ung. Masa iya aku harus memanggilnya Arkan? Kami berdua b
l Arkan
ya tujuanku sudah selesai, yaitu untuk meminta maaf dan juga berterima k
gkan dengan teman-teman saya yang lebih parah. Saya hanya sedikit terkejut ketika kamu meneri
utkan sambungan telepon. Saat ini aku seperti mendengar seseorang yang sedang mencurahkan hatinya. H
aku karena selama beberapa detik
aaf. Silaka
saya mengantarmu sampai apartemen, saya berani sumpah jika saya tidak melakukan hal
m ke kamu," jawabku berbohong padahal seben
lagi yang ingin kamu s
erada di penghujung acara. Dengan cepat aku langsung menggeleng dan men
n dulu
tiba memanggil namaku. Apalagi sih yang sebenarnya pria ini inginkan? Bukannya aku sud
ang membuka lowongan pekerjaan. Jika kamu berminat untuk bergabung, besok pagi kamu bis
dengar penawaran pekerjaan dari Arkan. Hanya itulah yang saat ini aku butuhkan! Senyuman gembira mulai terukir di
an. Besok pagi saya langsung datang ke
besok di kantor jam delapan p
gembira setelah mendapa
tutup teleponnya. S