icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
Pernikahan Kontrak CEO

Pernikahan Kontrak CEO

icon

Bab 1 01 : Hari yang Sial

Jumlah Kata:1811    |    Dirilis Pada: 13/02/2022

akin memburuk. Hari ini adalah hari terakhir kamu bekerja di sini dan untuk gaji bulan ini akan segera saya k

ngga sang atasan berani memecatku? Karena masih belum terima dengan perkataan atasanku baru saja, aku pun tidak keluar dari

saya seperti apa hingga Bapak sampai

kan ke dalam perusahaan ini. Aku pun sangat setia kepada perusahaan ini dan tidak memiliki pikiran sama sekali untu

ni kamu selalu datang terlambat dan tugas yang diberikan kep

n ini aku selalu terlambat berangkat ke kantor karena bangun siang dan sering terlambat mengirimkan tugas kantor karena aku lupa. Aku merutu

sa berguna di kehidupan selanjutnya. Kalau begitu saya izin keluar. Selamat siang," ucapku kemudian segera berjalan keluar dari rua

up tua bukan. Kebanyakan dari teman-temanku yang berusia sama denganku sudah menikah dan mempunyai anak. Namun, aku tidak s

at. Aku juga berada di mobil yang sama dengan mereka tetapi Tuhan telah menyelamatkanku. Hingga sampai saat ini, aku berusaha membiayai hidupku se

engomel dan membantah apa pun. Mungkin sudah seharusnya aku mencari perusahaan lain yang akan menerima diriku. Semua kenan

si Bos?" tanya Erika, salah satu rekan kantor yang

Aku pun berjalan menuju ke meja milikku dan seger

rak Erika kaget sehingga membuat beberapa kary

tuk diam. "Nanti aku ceritain lewat telepon, ya. Se

takkannya di box yang sudah disediakan. Beberapa karyawan yang berada di ruangan melirik ke arah mejaku. Mereka pasti sudah menduga jika

ah selesai. Meja kantor yang biasanya terlihat berantakan dengan banyak kertas berserakan serta bungkus makanan yang belum dib

ak dibawa, Ra?

ana. Hitung-hitung sebagai kenang-kenangan

mu, Ra. Nanti yang setiap hari bakal temanin aku

cari pacar baru biar ada yang temanin kamu makan

ja nih, ya," tukas Erika sebal. Aku hany

iap hari aku dan Erika selalu makan berdua di kantin. Orang-orang kantor pun sudah hafal dengan kami berdua. Jika di sana

k ingin berlama-lama lagi di sini agar kenangan yang indah tidak terus menerus muncul di pikiranku. Namun, sebelum itu aku memutuskan

li. Ya, aku menyuruh Erika untuk membeli beberapa bingkisan ketika aku sedang mengemasi barang-barangku

a di perusahaan yang lebih besar, Clara," ujar

ata masih ada orang yang peduli denganku. "Terima kasih,

segera beranjak menuju ke parkiran. Terdapat beberapa security yang membantuku untuk membawakan beberapa box menuju ke mobi

sampai apart langsung tel

ang tadi membantuku membawakan barang-barang. "Terima kasih, ya, Pak,

tugas kami di sini saling membant

h menolongku hari ini. "Ini ada bingkisan kecil untuk Bapak. Hitung-hitung se

a. Tapi saya terima deh sebagai kenang-kenangan t

u seperti aku akan pergi selamanya, padahal aku hanya dipecat dari perusahaan. Setelah selesai bekerja nanti, Erika berjanji

*

tu adalah Adam. Seorang pria yang sudah menemani hidupku yang tadinya suram menjadi lebih berwarna dalam waktu d

r. Aku membawa pesanan milik Adam dan juga sebaliknya. Sebenarnya hal itu hanyalah masalah sepele dan aku tidak te

od day, tapi kalau kamu minum americano punyaku pasti h

hanya sekadar untuk mengobrol dan mengopi bersama. Ternyata usia Adam dua tahun lebih tua dariku tetapi dia menyuruhku untuk memanggilnya ta

merelakan bahunya sebagai sandaran untukku. Ialah orang pertama yang memberikan tisu ketika aku meneteskan air mata. Bagiku, Adam

sangat tepat karena saat ini aku pun sedang membutuhkan seseorang untuk mendengarkan ceritaku. Adam tentu belum me

di sana. Dengan energi yang tersisa, aku beranjak dari ranjang kasur menuju ke kamar mandi untuk segera membersih

anganku langsung menangkap di mana keberadaan Adam. Sebuah spot tempat duduk favorit kami berdua, yaitu yang be

ma, ya?" ujarku sesa

adiranku. Pria itu tersenyum dan menggeleng, "Eng

ya kamu ajakin ketemuan sore-sore gini. Ada ap

au aku omongin ke k

Kebetulan banget," timpalku dengan semangat walaupun sebenarnya

, Ra," ucap Adam sedikit terkejut. Aku bisa mer

sa. Kamu duluan yang ngomong dong 'kan

tukas Ada

ika menjadi sunyi dan hening. Hanya ada suara bising yang timbul dari orang-orang di sekitar kami yang juga berada di

kita cukup sampai

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka