DILEMA SUAMI BAYARAN
atar. Tiba-tiba ada perasaan tak nyaman memasuki relung hati Barra. Annisa terlihat begitu menyedihkan. Pelipis sebelah kanannya tertutup kain
pan Barra. Annisa menangis tersedu. Barra merasa kebingu
Namun ia tak bisa mengungkapkan bahwa ia merindukan Annisa. Kenyataannya Barra tak menaruh sedikitpun rasa rindu pada per
lagi." Annisa mengucapk
i untuk bekerja." Barra mengurai pelukan
bali. Annisa merasa nyaman dan aman ketika sosok Barra ada bersamanya. Selama ia tumbuh dan berkembang, hingga usianya mendekati kepala tiga,
ang yang tak lain adalah Kenzi. Meskipun Kenzi Zugeba menjabat sebagai suami pert
rtutupi oleh banyak goresan. Sejak usia sembilan tahun, Annisa hidup bersama para asisten yang telah mendapat mandat dari majikannya yaitu Tuan Hiro. Bi Sumi adalah perempuan setengah abad yang memiliki peran bany
alaikatnya itu. Perasaan rindu itu kini dapat ia salurkan pada suami ketiganya. Annisa mer
rasa hidup di dimensi lain. Kehamilan merupakan hal tersulit untuknya. Annisa merasa ruang geraknya dipangkas hingga t
. Ia habis oleh kegarangan Annisa. Barra menggeser tubuhnya perlahan. Ia menuju tepi ranjang dan bangkit seketika, lengket
yang membungkus tubuh gempalnya sedikit menyibak. Barra membetulkannya. Setelah itu Barra membalikkan badan, ia aka
mata Annisa terlihat menghitam. Barra tahu kalau Annisa sangat kurang istirahat. Sela
ak. Tak hanya pekerjaan yang membebani Barra, tetapi janjinya pada calon istri sekaligus gadis yang menjadi tambatan hatinya. S
mbut tertinggal di sela-sela jari jemarinya. Barra menyimpan banyak pertanyaan untuk Bi S
ata. Selama Barra menghabiskan waktu di sana, tak sekalipun ia meli
ahuan masuk ke nomo
pulang kapan? Semua
sa sangat bersalah. Ia merutuki kebodohannya, menyia-nyiakan kepercayaan yang telah Astra berikan. Apalah daya
eyakini kalau Bi Sumi mengetahui banyak hal tentang Annisa. Barra men
malam? Biar Bibi hang
par. Aku hanya ingin me
k. D
sana. Ia memandangi raut tua Bi Sumi. Terlihat sekali ji
penasarannya. Ia yakin kalau ada banyak hal yang belum ia ketahui hingga detik itu. Bi Sumi semakin kepayahan menelan ludahnya
tak memberi respon apapun. Tak mengangguk at
nya? Aku yakin ada yang tidak beres." Barra men
sing dengan perempuan tersebut. Barra tak pernah berhasil menemukan celah untuk menghadapi amuka
-sar Hiro dan,-" Bi Sumi terbata-bata. Belum juga Bi Sumi menyel
matikan. Kalimat yang begitu ia takuti. Tuan besarnya melarang keras Bi Sumi ikut mencampuri k
ya permisi." Keringat membasahi kening keripu
ng tua Bi Sumi yang menghilang dibalik
Barra pelan. Sikap Bi Sumi membuat Barra