DILEMA SUAMI BAYARAN
a dan keluarganya. Ibunya berhasil melakukan transplantasi jantung. Alby adik pertama Barra masuk salah satu universitas d
aling membantu, simbiosis mutualisme, tak ada pihak yang dirugikan. Satu tahun itu Barra lalui penuh kesakitan. Sakit yang tampak oleh
a Indonesia. Kota metropolitan, namun Jakarta masih memiliki sawah yang menjadi akses jalan tikus yang
rjaan. Masih tak percaya, ia menaklukkan hati seorang anak ningrat. Astra, gadis dengan ukiran sempurna, kulit putih bersih dan hidu
sudah ditentukan, tapi Barra tak memiliki tabungan lebih untuk hari bahagia itu. Barra tak pernah bebankan masalah pribadi pada ibu maupun adiknya. Saat pikirannya ka
meminta keluarga Barra tak perlu pusing memikirkan perihal biaya. Barra cukup menyiapkan mahar yang ia mampu. Bagi Pak Abbas urusan uang hanya masalah simpel. Barra senang punya calon m
un anggaran khusus pengobatan sang ibu. Ibunya harus rutin kontrol ke rumah sakit. Sang ibu mengidap berbagai penyakit, dokter bilang komplikasi. Barra harus membawanya k
sepi. Tak banyak kendaraan yang lewat. Barra meresapi
kan bunyi ponsel. Ia sampai terjatuh
dan butuh menjadi dua kata yang beradu di otak besarnya. Banyak hal yang m
saling berjabat. Tuan Hiro memesankan minum dan makan untuk Barra. Mereka menikmati makan m
ro hanya meneguk sedikit jus kiwinya. Bagi Barra pantang membuang makanan. Tuan Hiro merogoh selembar k
Surat perjanjian lagi, tapi isinya masih bisa Barra toleransi. Sangat menguntung
a, ada di bawahnya.
tak membacanya lagi. Bukankah itu salinan? B
nyayangi putrinya itu, namun banyak hal yang mengharuskan ia menyembunyikan identitas Annisa. Hari ini Tuan Hiro menemui Ba
unjangan bulanansebesar lima puluh juta. Air liur Barra hampir menetes mendengar nominal tersebut. Barra meninggalk
Tuan Hiro adalah seorang bos, Tuan Hiro terlihat serius mengerjakan sesuatu di sana. Barra meliri
ada penghulu. Barra dituntun duduk di kursi deka
i selesai, semua keluar. Ada yang membedakan, semua saksi dan satu penghulu mendapat amplop dari asist
membulat sekilas, hampir lompat dari kelopaknya. Apa ini, perjanjian macam apa. Bukankah pernikahan siri yang berkuasa penuh adalah suami. Ah bodoh, Barra tertipu lagi. Di d
arah, emosi menggunung di dada Barra. Barra di tinggalkan sendiri, di ruang tamu rumah megah milik Annisa. Ingin sekali tangannya mer
hidupnya di abdikan untuk keluarga Tuan Hiro. Bi Sumi merawat Annisa sejak Annisa masih duduk di sekolah dasar. Bi Sumi pernah cerita, ia sampai tak ada keinginan menikah hingga sekarang. Demi siapa, ya demi Annisa. Tuan Hiro tak mengizinka
ya Barra kembali duduk tenang di sofa ruang tamu tersebut. Bi Sumi berikan satu gelas es jeruk pada Barra. Barra meneg
onya muda." Ucap Bi Sumi pelan-pelan, sangat
i, kau itu suami Annisa yang pertama? Apa kau benar-b
ia mendampingi Annisa, meski saat Annisa bercinta dengan lelaki lain. Ken adalah supir pribadi Annisa, yang berakhir sebagai suami. Campur tangan Tuan Hiro tak lepas dari semua ini. Bisa di pa
. Karena kurangnya interaksi antara orangtua dan anak, Tuan Hiro hanya menekan tindakan pendek ya
da di meja tamu, ia membuangnya ke sembarang arah. Sekuat tenaganya, ada yang menghantam lemari hias, ada yang menghantam jendela ka
a yang berjarak cukup jauh, ia memikirkan kemungkinan-kemungkinan yang bisa t