DILEMA SUAMI BAYARAN
nkan Barra, hari itu saatnya mereka
by. Catatan yang dimaksud adalah daftar bahan
elain kuliah, Alby menjalankan rumah ma
bangun saat kedua anaknya sudah kembali dari pasar tradisional. Bukan karena Bu Neini pemalas, namun kondisiny
tkan adiknya. Biasanya Ervi lupa untuk lebih dahulu memasak bubur untuk sang
angkot untuk membawanya beserta barang belanjaan pulang ke rumah. Mereka tak malu melakukan aktivitas tersebut, biarpun t
?" Tanya Barra saat mereka
mata kuliah. Kayaknya Ervi lebih pa
gu kan bisa. Toh ada Ibu juga." Barra memberi saran pada Alby. Barra hanya bisa membantu warung makan ketika libur akhir pekan. Malam hari Barra juga
ai angkot tersebut berhenti di depa
p (BPC). Barra menjadi salah satu karyawan yang memiliki loyalitas tinggi. Sampai satpam perusahaan sangat hafal
tama mereka yang punya jabatan tinggi di perusahaan. Tak sedi
u dia biasa saja. Lebih tampan juga Pak Cha
yawan biasa, ada juga yang bilang dia orang susah." Balas karyawan la
nya mereka sengaja berbisik dengan volume suara sedikit tinggi. Barra tak mere
n berlari kecil. Astra menghampiri
Hari ini, aku full rapat di lua
siang ya." Jawab Barra, tak lupa mengingatkan Astr
antas ikut mendengar diam-diam. Mereka terkenal ratu gosip di divisiny
mencerminkan orang kaya, sedangkan calon suaminya. Ast
t tak terima kalau ada yang menjelekkan Barra. Bagi Astra, Barra yang terbaik. Sedangkan Barra hanya menunduk
arah empat karyawan perempuan yang
n lagi? Kalian sudah bosan, bekerja di sini?!
si dulu." Seketika mereka
tenaga sebelum memimpin rapat." Barra meraih tangan A
ra masih dengan kemarahannya. Bibirnya turun, cemberut.
Barra sembari mengusap puncak kepala Astra. "Sana berangkat,
t yang akan membawanya ke lantai empat belas, di mana kubikelnya berada. Sedangkan Astra menj
an menjadi calon menantu pemilik perusahaan tak menjadikan Barra semena-mena. Ia tetap mengingat tang
a, namun Barra tak juga beranjak dari kursinya. Kubikel Butet berada tepat di samp
ang." Barra menjawab tanpa mengali
sekali ka
a janji den
ah mengatakan itu, Butet menghi
angkat panggilan tersebut, dan menutup setelah menga
enghabiskan sore di mall. Tujuan utama Barra dan Astra adalah toko perhiasan. Mengingat waktu semakin
t. Kecepatan sedang menjadi pilihannya untuk
memulai percakapan. Tangannya li
menurutku." Jawab Astra seraya meny
menangkap nama yang tertera di layar. Dengan gerakan lambat, Barra menjawab panggilan tersebut. Barra
laju mobil di pinggir jalan. Astra menatap
a kita harus ditunda sampai lusa? Bagaimana?" Tanya Barra meminta pendapat. B
an suatu hal yang aneh saat tiba-tiba Barra memutuskan untuk segera pulang. Selama menjalin hubungan dengan gadis b
panya di parkiran kantor. Akan membuang-buang waktu ketika
gan karena Ibu sepertinya hanya ingin bertemu denganku. B
sungguh lucu dengan sikap kekanakan. Baru sekali ini Astra melihat tingkah konyol seorang Barra. Astra ya
. lengkap dengan alamat tujuan yaitu jalan sukmawa
ermintaan ma'af. Lalu ia menghil
, Astra.' Barra membatin setelah mobil