icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

KURIR CINTA

Bab 2 2. Anggur Merah

Jumlah Kata:1094    |    Dirilis Pada: 10/02/2022

ak diteruskan lagi dan pergi meninggalkan warung kaki lima, terutama meninggalkan

k terima. Ia tidak menduga kenapa bisa bertemu dengan orang yang sama sekali tidak punya rasa mengharga

aik dia tutup telinga saja, daripada bandingkan dengan

itkan lagi," sahut Ode masih coba tenangkan Dido sekaligus menghibur dirinya.

a Ode sadari dan anggap sebagai hal biasa untuk menguji mental. Malam itu mer

tiwa pertama mengamen dan dapat insiden tidak mengenakan membuat ment

ah perempatan lampu merah. Beberapa kendaraan sedang berhenti,

ut dari pandangan Ode. Lalu lintas malam ini sangat ramai. Tidak heran, untuk ko

ndaraan, tiba-tiba samar terdengar suara orang

yang dari cara penampilan dan dandanannya terlihat berb

pada seorang supir mobil pribadi yang kacanya te

npa malu langsung beraksi. Ia membunyikan alat musik gemericik kumpulan penutup botol,

dilembutkan meskipun tetap terdengar bass. Satu kalimat lir

yang ia ucapka

. Gerak gemulai dan suaranya terhenti. Pria itu tidak lagi membunyikan gemerin

obil yang dikemudinya, untuk bergerak bersama kendaraan la

i," jelasnya percaya diri, berusaha mera

cil," sahut Bapak

," jawabnya, agak genit. Tapi bapak Sopir i

k-bahak. Bahkan ia tertawa hingga matanya sempat terpejam, tidak kuasa menahan tawa setelah mendengar sepenggal lirik lagu yang dinyany

tegang. Ode heran karena baru kali ini ia melihat ada waria di lampu merah te

sar arah jalan, tapi juga kesasar ara

suara teriakan le

ria yang menirukan gaya wanita tersebut marah dan merasa tersinggung oleh tawa keras Dido

melawan deru hilir mudik kendaraan, tegas, dan berkacak pinggang. Wajahnya berubah jadi sangar, menunjukkan amar

seketika rasa gugup menghampiri. Ingin rasanya Ode menjelaskan bahwa mere

elan, mulai panik dan matanya tetap serius m

yang te

menjawab. Ode penasaran dan ia palingkan wajah sejenak

atanya semakin terbelalak meli

g kebelet pipis dikejar hantu. Dido seperti sudah tidak peduli lagi pada Ode karena yang ada di ben

ari, menyusuri trotoar, memburu Dido. Sedangkan sang waria, tidak j

jadi. Ode mengejar Dido yang lari ketakutan, sedangkan Waria juga mengejar Ode dan Dido dengan penuh semangat. Teta

m berdiri di tepi trotoar dan seperti jadi sangat tertarik menyaksikan. Seolah-olah ingin memberi semangat laksana para cheerleaders ya

t menyaksikan kejar-kejaran. Larinya melambat, na

ar lagi suara teriakan tapi bernada gemas dari mulu

ketakutan jika tertangkap akan seperti apa nanti nasib mereka. Jarak antara mereka juga makin

e semakin dihantui rasa takut dan tanda tanya a

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka