Diuber Janda
lilit perut yamg sungguh membuatnya tak nyaman. Berkali-kali ia mengusap peluh yang bercucuran, padahal
in pada Ririn yang tengah duduk di kursi plasti
losnya. Entahlah, semenjak resmi menjadi janda
diikuti gelak tawa. Kepalanya ia gelengkan, kemudian
eman dan para artis yang selalu ramai berita. Menunggu lima menit, sang montir belum juga keluar
erti tak ada tanda-tanda kehid
ggil Ririn sambil
ja menunggunya. Jangan di sini!" t
di dalam kamar mandi," kata Ririn lagi yang
gitu," timpal Amin dengan
onganya pun terbangun. Lekas Ririn membuatkan susu untuk Dira, untunglah ia selalu membawa tumbler dan susu bubuk, berjaga-jaga bila Dira re
a pilihan lain, dengan sangat terpaksa, ia membuka kancing baju kemejanya, lalu
sedang menyusui, Amin langung saja berjongkok, membetulkan ban motor Ririn yang pecah. Unt
" tegur Mbak Katini yang sudah berdiri di dep
ak enak," sahut Amin sambil menoleh pada Mbak Katini. Ririn pun ikut
r, sambil menurunkan bakul jamunya di tanah. Kakinya melangka
h mules aja," sahut Am
g." Mbak Katini tergelak,
yu Mbak Katini dengan suara mendayu-dayu. Amin terdiam, susah
Nanti juga semb
an cara halus, sambil mengurut dadanya. Ya Allah, kapan hamba punya istri, biar gak digoda terus sama para ja
Amin, saat langkah Mba
mam Mbak Katini sambil mengulum senyum di balik punggungnya. Ha
, dengan wajah merona dan malu-malu m
Amin pun ikut menahan tawa. Ada saja kejadian konyol, padahal masih pagi. Dengan serampangan, Mbak Katini berjalan kembali mengambil bakul jamunya, tan
," komentar Ririn m
ganteng, nggak kaya. Entah apa yang membuat para janda itu terpesona pada
mata malasnya. Amin tergugu, ia mengira wanita di
juga. Saya ki
saya ditinggal. Makanya say
oh lagi yang baik dan dewasa," ujar Amin tu
anyak yang mau, Bu," ujar Amin l
geli, apalagi ekspresi montir di depann
ingai, sambil menggaruk r
ak?" suara wanita yang ia cintai, tiba-tiba saja muncul
a?" Amin mengiyakan denga
m, ia bebas belanja aneka novel dan alat tulis, kare
*
samb