Diuber Janda
ujung bajunya tanpa berani menatap wajah sang ayah yang terlihat sangar. Amin pun tak berani menatap wajah Pak RW, menurutnya Pak RW adalah sosok yang sangat disega
k saya. Walaupun tidak baru, tetapi saya berharap Bang Amin mau menerimanya
nti motor saya. Lagian motor saya itu, bukan motor bagus apalagi mahal. Insya Allah, nanti ada rezeki lagi saya akan beli yang baru
Amin ini, salut saya. Jadi, saya tid
lu-malu pada Jihan yang kini sudah menghapus air matanya. G
ang Amin diterima di sisi Allah," ucap Jihan
meninggal Dek Jih
. Ekspresi penuh rona di wajah Amin saat berbincang dengan Jihan, membuat Pak RW Darwis
p Amin sambil berdiri dari duduknya, lalu den
lagi, ia pun berdiri dari duduknya dan berj
ahagia. Sepertinya ini salah satu cara agar Pak RW mau melihatnya sebagai seorang
ganti ban dalam, ganti busi, atau sekedar tambah angin. Pekerjaan yang ia cintai dan ia lakukan dengan penuh suk
angin senyum dengan jande yang mane?" celetuk Imr
" seru Amin sambil tergelak. Dengan lihai ia mencelupkan ba
yang tadinya duduk di kursi tunggu plastik, kini ikut
elaki itu terus saja memperhatikan Amin
terima undangan gue dengan anak pera
gue mau ngasih tahu lu, ada janda
ali ini Am
a janda kaya aja lu
gaduh, saat Imron mendo
ang suka nambal ban sep
k berpikir keras, siapakah gerang
. Imron mendengkus kesal, ia bangun dari posis
nak SMA?" tanya Amin yang kini
a kerja di rumah Pak Arya. Lu inget gak?" I
u. Kenapa dia? Uda
jadi janda, Min.
n menggut
a gue, Im. Buat lo aja dah." Amin mengibaskan rambu
mperingatkan sambil melempar pun
. Kasihan. Dah, gak bakalan lolos seleksi pendaftaran juga," ucap Amin dengan pongahnya. Ia men
nyerahkan satu lembar uang sepuluh ribu d
mbil memasukkan uang pemberian
erbasa-basi saat Imron sudah ada di
t." Imron tergelak, lalu melesatkan motornya
pasien lagi yang datang, Amin memutuskan meluruskan kakinya di kurso bale kecil yang berada
ha
n, mau mak
a gembira yang luar biasa, saat membaca pesan ajakan makan baso darig ke rumah ya. Aban
e
ia bergegas merapikan alat-alat perbengkelan. Tabung kompresor angin juga sudah ia dorong masuk, berikut selang. Di ambilnya sapu lidi, lalu menyapu
kejauhan seorang wanita dengan kepayahan mendorong motor, menuju bengkelnya. Karena
tangannya di depan wajah. Keringat bermunculan da
naruh kembali sapu
menahan sesak di dadanya, karena kelelahan dan kecewa. Satu-satunya bengkel yang ia harapkan dapat membantunya, malah mau tutup. Rumahnya m
as ia melihat wanita pincang yang kini matanya berkaca-kaca. Sebenarnya ia
, Bang?" tanya wanita itu dengan lemah, berkali-kali ia mengusap
itu hanya mampu memandang sendu punggung mon
semangat mendorong satu kilo lagi," gumamnya membesarkan hati, l
*