Pelakor tak pantas bahagia
k sudah datang bertamu, dia tak mau tidur
berjalan, pintu tempat Airi
D lengkap keluar dar
audara Airi
u Mira sambil me
gar panggilan dokter
ya kami masih bisa mengembalikannya. Jadi, untuk penanganan lebih intensif, kami akan memin
ng. Tapi, tolong selamatkan
a permisi, mau kembali menangani pasien." Kedua tangan
kakakmu yang kau kenal." Kembali,
antor kak Danu. Dijamin pasti Ibu langsun
Di rogohnya tas merek gincu, lalu me
telah berbasa basi sejenak. Bu Ma
elpon bercerita tenta
ah jam, bu Ma
rubah-ubah, ketika mendenga
an telponnya, Mira mend
ak Danu di mana?" Mira
ingkuh, Mir. Selama ini dia telah memboho
sebesar itu. "Semua orang di peru
n berbuat apa?
ah lama tau kalau Da
ah di ancam. Kalau dia memberi tahu kepada i
etul kekhaw
kamu akan tau,"
**
ebuah tangan mem
ak kaget. Melihat Danu tel
n kokoh itu dari pinggangnya.
epada Danu. Karena, meninggal
ti, untuk tak bertemu lagi
tidur di sampingnya, keingina
gan cepat, dia berencana m
sih tertidur. Nampaknya dia terlihat
kulkas, mengeluarkan semua bahan makanan untuk membu
di dapur, terdengar
jam pendengaran. Jangan sampai dia sala
-pagi sudah bert
dengan sembarangan,
an di pintu semakin cepat dan k
rbuka, dia melihat seorang wanita paruh baya, bers
ggoda anak saya?" tanya bu Marni
u memaksa masuk, Maya yang tak siap dengan p
rni sambil tersenyum. Tapi, dari intonasi suaran
k tau siapa anak
as kalau wanita itu
ternyata pembohong j
enal anda. Jadi, tolong pergi
ng saya, jangan mimpi kamu punya rumah," bu Marni
nya?" tant
perabotan rumah, baju, sampai BH dan Celana da*
...
*
...
alu berkata "Jaga bicara anda!
ng perih, dia tak menyangka M
an kalau di datangi. Berbeda d
kakinya, wanita sia*an ini pu
ra maju dan menarik rambut Maya,
au kamu mau bertarung. Ayok, lawan sa
Maya masih dala
menjaga keseimbanga
gh
nghantam me
an
Maya terduduk di
Mira tambah men
butnya. Karena merasa kekuatan Mira besar, akhirny
teriak
rlepas dari
ucing garong, Bu," uca
erkataan anaknya itu ikut
bukan kucing garong
li menyulut emosi Maya. Dia seg
tersungkur. Kakinya dengan cepat meng
ni menarik tangan Maya
lik dan menghentakkan tangannya. Bu Mirna terh
oyok. Coba satu lawan satu!" seru M
berada di belakang Maya. Lengannya dia kalungkan di le
an Mira. Tapi tenaganya kalah d
mulai kehilangan oksigen. Tanganny
ehabisan napas, dia sama sekali tak punya niat untuk