Pelakor tak pantas bahagia
n dengan cat dinding warna merah maroon. Aroma bunga m
embuat kamar hotel bintang l
terhampar di atas ran
endapati Danu, berdiri di depa
basah terl
yang berstatus bukan suaminya itu,
ah bagai serigala yang
ekat, lalu tangannya memegang pucuk kepala Maya, Seb
h Maya dalam pelukannya, dia mengangka
Danu terd
emejam
a dosa besar antara dua anak manusia yang ber
inya bisa memilih, maka aku akan memilih mengulang takdir, agar aku bisa ber
ya sudah habis. Bahkan untuk
Perawakannya yang tinggi, dengan kulit sawo
drrt ..
pejam, telpon
U mema
aca di layar kaca benda b
suara dari sebrang sana. "Hal
gi sayang,"
karang, Mas! Aku rindu
ulu sayang. Kalau telponan terus, kapan
Mas," ucap wanita i
balas Danu. Lalu
ang Maya, dia ingin istirahat sebent
uat apa-apa, dia sadar dirinya hanya selingan di ka
likmu sudah menu
gelapnya, dia sudah sangat tau karakter ga
lah teman sejak dari bangku
ereka diterima pada un
tuk saling suka, saling menyapa pun tak
embuat mereka mau tak m
nu, Maya melepaskan tangan
baik dia mandi dulu. Semoga setelah
a menjauh, segera ba
k di lantai, memakainya dan s
mbar uang merah dia s
Maya menghentikan aktivitasnya. Handuk ya
ia melihat uang merah di atas tempat
memakai lalu berlalu meninggalkan hotel yang
*
an pulang?" tanya bu M
dengan pertany
Tapi kali ini berbeda. Dia tak mungkin be
saja datang tadi sore, s
ya sepi, jadi dia akan tin
jawab kalau di tanya!
ebentar lagi." Airin
meninggalkan kamu sen
Entah kenapa, dia sama sekali tak bisa
t anggukan lemah men
uami tak bertanggungj
elingkuh?!" bu Marni merasa ada ya
harus mendengar semua
au, Bu!" c
bilang tidak tau apa-apa? Jadi, tugas kamu
dia seperti ing
anti darah tinggi ibu kumat
tak suka jika punya anak dan men
kan ucapannya, suara mobil Da
kemudian duduk di sofa, tep
kl
unci, pintu terbu
ah terdenga
menyangka kalau ibu
atang? Kok, tidak bilan
mu?" tanya bu
Bu!" Pelan D
g berkantor sampai jam dua d
p sinis anak p
menyangka akan di
iam? Jawab!" t
, Bu. Aku capek!" Dan
an
an
epat ke wajah Danu. Untung
sih, Bu!" p
alau tidak, jangan salahkan Ibu. Kalau semua b
an, Ibu!" h
hidup dengan uangku! Semua urusan kamu, jadi uru
masalah. Dia melangkah memasuki kamar.
kin membuat bu Marni emosi.
ibunya. "Sabar, Bu! Nanti
t hal itu, tak bi
" pamit Airin, kemudian b
u sedang terduduk di pinggir temp
n mendekat
s..
eduli. Semua ini gara-gara kamu!" poton
ucap Airin
amu, pergi selamanya dari hidupku!" Pe
ih Airin. Air mata ta