Kutukan Sang Alpha
idurnya, tidak yakin mengenai hal yang ba
berusaha membaca pikiran Waverly. Waverly ragu-ragu sebelum menjulurkan tangan untuk meraih kotak tersebut. Tan
san yang memukau hanya untuk melepaskannya pergi? Apakah dia merasa bersalah? Menyesal? Tidak, dia adalah Sang Serigala Merah, dia tidak mungkin merasakan perasaan
t kembali kepada pria itu. "Terima kasih," katanya s
bar saat dia menatap ke arahn
n pada ruangan hampa tersebut. "Di ruangan menjemukan ini selama tiga hari tanpa penjelasan dan tanpa teman bicara, seola
Di sini, 'kan, ada para pelayan. Mereka membawak
bersikap begitu ... kejam? "Setiap tahun kau mendapatkan korban-korbanmu, memaksa kawanan lain untuk menyerahk
an dia berbicara dengan bibir setengah terk
ak tahu apa pun soal diriku jika kau pikir aku akan duduk di
ihat. "Permainan apa?! Bagian mana dari kata 'kau beba
ggung karena tuduhan pria itu. "Gila?! Bagaimana bisa
inginkan ini ataupun kebebasanmu, itu pilihanmu. Tetapi, kalau kau tidak ingin meraih kesempatan ini
ergejolak tinggi. Jadi, para pelayan itu memberitahu pria itu mengenai permintaannya. Apa lagi yang pria itu ketahui? Waverly menghela napas dan duduk
ku akan meninggalkannya di sini. Jika kau berubah
y mempelajari pergerakannya. Langkah kaki pria itu penuh percaya diri dan kokoh dan pria itu mengusap rambut tembaganya yang tersisir rapi dengan tangan
a nam
an menyentuh kenop pintu. Dia memutar kepala ke
wye
dengan terdengarnya suara pint
. Semakin lama dia tinggal di Pegunungan Trinity, semakin banyak pertanyaan yang dia miliki dan kejutan yang di
terlihat seperti punggungnya menghadap Waverly. Sosok padatnya kini berwarna abu-abu muda, nyaris sepe
rjalan perlahan menuju pria yang satunya. Waverly berusaha memperingatkan teman misteriusnya tersebut, tetapi tidak ada yang memperhatikan Waver
sekeliling ruangan, berusaha untuk membuat dirinya awas. Ketika dia duduk, matanya bertatapan den
empat sore. Tetapi, kurasa apa lagi yang bisa kau lakukan selagi berada di tempat ini?" Dia mengedarkan pandangan ke sekeli
memahami diri sendiri dan dampak dirinya. Pria itu duduk tegak di kursi dan membuka lebar kakinya, sepatu larinya menghantam lantai ketika dia melakukannya. Insting Waverly memberik
pa k
i depannya. "Kurasa kita belum pernah secara resmi bertemu, ya, 'kan? Aku Christopher,
ini?" selidiknya, masih berusah
mengeluarkan kunci seperti yang Saw
imana
dan menjulurkan tangan ke dalam sebuah kantong yang ada di atas lantai di sampingnya. Waverly membelalak melihat leng
buk dengan urusan Gerhana Bulan yang akan datang bulan depan, kupikir aku lebih baik membawakanmu suatu hiburan." Dia
uku serta pensil tersebut. "Terima kasih ..." katanya merasa ganjil. Meski masih curiga terhadap
a-sa
knya. Kemudian, dia pun menutupnya dan mendongak ke arah Christopher yang kini duduk dengan
u kemari?" tanya Waverl
h." Dia menarik salah satu tangannya dan menyibak rambut ikalnya. "Tetapi, ada sesuatu yang perl
firasat dalam dirinya mu
nyakan kawanan, Gerhana Bulan adalah suatu peristiwa khusus, waktunya perayaan dan pesta. Dan jangan salah paham, b
penuh perhatian. Ini adalah percakapan terpanjang yang dia lakukan dan
ama Hukum Pausanias. Sebagai akibatnya, seorang penyihir pria mengutuknya, mengatakan bahwa jika dia tidak menemukan pasangannya dalam
yang selama ini dia cari sejak kedatangannya ke tempat ini. "Jadi, ini
empat ini sebagai seorang pengorbanan, mengapa pria itu tidak ingin mencobanya? Tidakkah dia ingin menghancurkan kutukan
awa tertahan dari luar menggema di dinding. Dia pun berbalik menatap Christoph
melakukannya," katanya dengan muram. "Itu sebabnya aku datang ke sini u