Sebentuk Hati untuk Jingga
kan air putih dari teko ke dalam gelas dan mengulurkan k
mulai merecoki. Biarlah ibunya yang mungkin akan memberi penjelasan kepada Bapak dan Nila nanti
angan bersama Miko. Tak lupa ia juga menghapus jejak digital dari H
i luar sana. Keluarga yang disayanginya, pekerjaan yang disukai, serta prestasi yang diperjuangkannya, it
lkan, Jingga memasukkannya ke dalam kard
letakkan di kabinet dinding dan di atas nakas. Bahkan lampu tidur dan jam dinding yang cukup vital keberadaannya pun telah lenyap, karena jam dinding dari kayu dengan cat be
tas poninya sambil berpikir toko online mana yang kira-kira ada benda yang tengah ia butuhkan tersebut. Ta
ng tengah berjalan cepat menuju ruangan Kepala Bagian. Ia dengar tadi Bu Tutik tengah mencarinya
ertawa melihat peluh yang sudah sebesar biji jagung menetes-netes dari rambut ke dahinya. Ya ampun, tubuhnya yang gembul membuat Nindy cepat kelelahan walau
a kalau emang Bu Tutik ntar nanyain, ya. Kemarin aku belum sempat mindahin catatan ke situ." Ia berkata sa
marin ninggalin kamu lembur sendiri
Mampus aku gugup banget kalo kerja ditunggui
utik, ya, keluhan barusan?" Jingga menawar
Jenis tepukan keras oleh lengan segede gaban
uuhh, sakit
kalo laporan macem-macem!" u
uskan perjalanannya setelah menju
e di list job yang diberikan memang tercatat baru tiga minggu kedepan, tetapi maksud beliau adalah perkiraan selesai di departemen jahit sendiri. Itu harus p
atu plus jumlah per size dibanding jumlah tim yang mengerjakan. Terlalu timpang. Harus
sempat Jingga membuka mulut,
ran disuruh lembur gak ikut. Siapa aja juga bisa k
bingung akan menjawab bagaimana. Ingin balas mengomel, tetapi belia
baca ya, piki
ggak mau, sih, Mbak. Kepalaku pening banget, takut jadi sakit kalau di
ngos sambil ber
a napas dalam-dalam dan mengembuskannya perlahan
lakukan yang menurutku diperlukan. Lagipula pliss dong, Mbak. Yang urgent buru-buru kirim kan yang jobku? Tolong dong kerjasamanya
ar empat orangnya." Jingga menambahkan, sedikit melunak karen
a, Mbak Intan segera menunjuk empat
ruksi kepada empat orang tersebut. Membagi tugas kepada mereka mas
ya dengan tatapan yang entah. Suara Mbak Intan yan
anjak dari Line dan pergi ke tempat cek bahan untuk mengaba
ondongnya dengan laporan bahwa Mbak Intan
rah di sini j
loh, aku sampai malu banget dide
nnya dikit, di Line rame gilaaaa, wkwkwk." Jingga balik curhat sembari pura-pura tertawa agar kedua tema
Via pun terhibur dan mulai mengabaikan perlakuan Mbak Inta