Sebentuk Hati untuk Jingga
ak
ra lembut ibunya yang entah sejak kapan
ata, mengira-ngira apakah ibunya telah mencuri den
erewet itu menanyainya lembut, seakan tahu putrin
ah mendengar ihwalnya dengan Miko barusan. Ta
ukan hangat wanita separuh baya tersebut. Ditumpahkannya airmata yang sem
m panjangnya, berusaha memberikan ketenangan. Dibiarkannya Jingga m
ang apapun yang Jingga perbuat yang tidak sesuai dengan kehendaknya. Tapi, saat putri sulungnya menderita luka hati akibat
nggak akan pernah menangisi hal yang sama la
k pantas untuk ditangisi
penggantin yang jauh lebi
. Jingga mau sendiri aja." Akhirnya deng
ya di hadapan sang ibu. Itupun hanya pada posisi hati yang tengah hancur. Luka hati memang tak dapat diremehkan.
hanya karena sedang sakit hati, pikirnya. Bu Setyowati tak menyadari, bahwa kekerasan hati anak sulungn
dari satu set kursi berkerangka kayu dengan bantalan empuk bercover kain beludru
an tangan sang ibu masih memeluk putr
yang ada di atas meja kepada Jingga. Be
putus cinta saja masa' samp
ulu-dulu. Berkali-kali Jingga jatuh cinta,
r di kehidupan Jingga untuk k
Sejelek itu kah Jingga, sampa
asih belum pulang dari kegiatan di kampusnya. Bila ada Nila, ia tak akan sebebas itu,
ngung menghadapi anak gadis dewasanya y
tuh, yang aneh. Nggak bersyukur udah punya pacar cantik, m
pi bukan hanya Miko, Bu. Y
kamu, Nak. Allah pasti kasih kamu yang t
u putusin, langsung minta maaf mau balikan. Berarti dia
ai wanita. Disadarinya memang ia tidaklah secantik teman-temannya yang telah menikah, atau te
Ada yang memang cantik, ada yang pandai berdandan, ada yang pandai memasa
mu merasa ada yang kurang dalam diri, ya mari kita perbaiki," Sep
telah lewat lukanya, tapi mengambil pelajaran dari pen
terbaik. Kamu dulu yang harus berusaha menjadi terbaik juga, oke
s Jingga penuh tekad. Ia pun segera beranjak dari ruang tamu menuju ke kamar
a adalah saat itu empat orang anggota keluarga sudah dapat berkumpul semua demi menghabiskan
n Pak Suhariadi. Bu Setyowati memang sering menanyai anggota keluarganya saat makan malam, besok m
at ini." Pak Suhariadi berdecak memuj
t, "Ya iyalah, lodeh mana lagi memangnya yang pernah
bisa pesan menu spektakuler koki handal, ya, kan, Bu
k ngirit, wkwkwk," tuka
masak dari Ibumu itu. Biar suami kalian nanti betah di rumah, nggak suka makan di luar, dan ga
uh maksimal banget emang na
." Bu Setyowati menegur sambil berusaha mengalihkan perbincangan mereka k
asakin apa, Jingga?" t
kirannya sedang berkelana entah kemana. Dari tadi dia setengah melamun sambil menyuap
ditanya? Aku dong, Bu." Nila
Nila yang pesen aja gak
itu. Dahinya berkerut heran mendapati Jingga mengalah saja pad
biasanya ngalah sama Nila
k, kerjaan lagi banyak." Jingga cepat-cepat menjawa
." Nila ikut mengomentari sikap kakaknya. Dan parahnya, komentar itu begitu tela