Kontrak Cinta - Love Contract
r mengabarkan operasi tulang bapak sukses. Mahesa langsung mengucap syukur berk
Mahesa terus menatap wajah bapak yang masih terlelap karena obat bius
nyariin? Duh, sumpah, Ga, gue enggak ngapa-ngapain dia. Gue beneran cuma nganterin di
m mabuk berat mencari Mahesa. Sejauh Mahesa mengingat, dia sama sekali tidak melakukan hal aneh
ersenyum melihat putranya yang senantiasa menunggunya. Sungguh, b
n kamu yan
menga
kat kerja aja. Enggak enak sama temen
erjalanan, dalam kepala Mahesa, terus berputar banyak pertanyaan tentang pelanggan wanita yang semalam diantarnya pulang. Dala
e enggak ngapa-n
ingnya melihat kepan
lo mah, mana berani macem-macem
neran ini, gue
s katanya tuh mbak-mbak nyariin orang yang nganterin ke apa
menga
ng, tinggalin
ama dia. Subuh git
enata satu per satu gelas ke mini bar. "Salah satu aturan di sin
erkena sial seperti ini, lebih bai
agi mau buka. Ntar gue temenin
alu menuju dapur untuk memban
*
wanita yang kemarin Mahesa tolong mengurungkan niatnya. Mahesa sedikit lega mendapati pikirannya it
a Mahesa? Yang ngante
uk mendengar pe
k Rudi seraya melangkah keluar meninggalkan ruan
i, P
ahesa yang menatapnya nanar, tapi tidak punya pilihan l
Ind
ermaksud lancang, kurang ajar, dengan me
ri duduknya, mengambil sebuah paper bag di sofa dan memberikannya
udian rasa lega itu kembali direnggut darinya, bersamaan dengan Indira me
sa, pasti saya
ti bisa
kan,
h sam
a?
sama
dnya,
siapa g
angguk. "Mb
jawaban polos Mahesa. "Maksud g
mengambil ponsel di tasnya, lalu mengetik namanya sendiri di
. Ah, Indira ternyata seorang selebritis, lebih tepatn
us kenapa malahan sekarang ngajak saya nika
onselnya. Lalu duduk denga
an gue
ya yang-Mbak kan arti
siapa tunangan gue. Mereka t
in saja, Mbak. Mas
lahnya, mau ditarok mana muka gue? Belum
ak cantik, artis, pasti banyak yang mau
eka beneran cinta sama gue atau enggak. Laki-laki yang du
Tapi saya e
gkah meninggalkan Indira saat wanita itu menawarka
t jasa lo ini? Gue bakal bay
gaji dimuka untuk biaya operasi bapak. Namun, jika dia menerima tawaran Indira, bukankah itu berarti dia harus membohongi banyak orang, te
gaji dimuka buat bayar
menga
ai sembuh, bahkan bapak lo bakalan dapet f
ap
gue. Lo masih boleh kerja di sini buat ngelunasi gaji
... ini mis
esi dan senyum kemenangan yang sempat mampir di wajahnya. I
tua Mbak Indira. Meski media tidak tahu siapa tunanga
lo bisa kenalan sama keluarga gue, begitu juga sebaliknya. Kita sam
hat keterdiaman Mahesa, Indira semakin gemas. Sedikt takut jika bujukannya tida
Namun, mengingat papa dan mama yang begitu menginginkan Indira segera berumah tangga-kar
dan Olive hanya bisa mengelus dada, melihat gaya berpacaran Indira yang lebih sering menghabiskan waktu di dalam apartemen
untuk nanti-nanti saja menikah, toh, dia sedang meniti karirnya. Tapi tidak dengan mantan tunangannya yang langsung menyetuj
arapan Indira untuk tidak mengecewakan papa dan mama. Setidaknya u
*
ih wara
apannya, menatap tak percaya pada
itu gampang? B
al kenalin Mahesa ke papa sama mama. Terus
a? Mahesa ya
sa yang kemarin lo lih
pikiran Indira yang ingin menikahi pemuda yang baru saja dikenalnya. Bahkan pemuda itu kerja di kelab malam! Olive tidak bisa membayangkan berapa
lo. Siapa nama le
p Olive, lalu
ya selain di kela
eng, sedangkan Olive lan
apa-apa tentang dia,
enggak tahu apa-
ng menatap penasa
lnya ke depan wajah Olive. "Gu
ir
gosip di media, kalau-kalau nama mantan sialan
ghela nap
pa lama kenal sih? Bukannya l
? Ini kehidupan nyata, nikah kontrak, nikah bohongan, atau apapun itu namanya
eumuran dengannya ini, menganggap Indira sebagai kakak perempuan yang tidak pernah Olive punya, begitu juga dengan Indira-kare
ebuah pernikahan bohongan yang cuma bakal gu
setelah tiga tahu
kok. Dan dia bilang, dia yang baka
kalian
*
t sekelas dengan Indira. Namun, Mahesa tidak mau. Jika Mahesa tidak datang melamar sebagai dirinya sendiri, maka ke depannya akan semakin sulit dan mahal bagi Mahesa untuk menutupi kebohongannya sebagai suami Indira. Setidaknya, jika orang tua Indira tahu bahwa calon su
enapa b
dira sudah siap berangkat, kedua
. Saya punyany
memasang pengait helm warna merah muda dengan gambar kuda poni di ba
bak, eh
si empunya. Mahesa menarik gas pelan, bahkan lajunya tidak lebih dari 30 km/jam. M
" teriak Indira tepat di samping tel
esai diservis, karena abis kecelakaan sam
lo pikir ini motor abis
rnah sekalipun dia berani bermimpi akan membonceng seorang selebritis-m
ihat? Ntar n
lihkan fokusnya pada j
itam di atas putih, kalau lo ber
ri. Pekarangannya luas, di sana tumbuh banyak pohon-kebanyakan buah-buahan-lalu di sisi kirin
ikan keadaan rumah Indira. Sangat luas dengan perabotan yang Mahesa yakini harganya lebih mahal
ak tentang Indira dan niatnya untuk melamar anak gadis orang. Reaksi bapak? Tentu saja kaget, ternyata bapak lebih gaul daripada Mahesa
ian sudah kenal lama dan pengen banget nikah, bapak mer
ogasi Mahesa, bahkan curiga bahwa dirinya sudah lebih dulu menghamili Indira. Sedih
sudah kembali ke ruang tamu bersama kedua orang tuanya. Seorang pria yang umurnya sedikit le
bar, Ma
ik,
. Mereka terlihat ramah dan tidak heran melihat kedatangan Mahesa. Ini berar
ama Indira, sambil membantu seorang pemba
iah sambil kerja, hanya saja
kuliah? Be
eng. "Sedang s
dia bisa melihat sekejap tatapan tidak percaya dar
art-up company, Ma, bareng temen-tem
ian tidak tertulis mereka. Tidak ada kebohongan pada
menyelesaikan pendi
ibah, yang mengharuskan saya untuk cuti sementara, Tante. Tapi t
empersilakan Mahesa untuk menyantap kud
i di awal mama sempat ragu, tapi setelah melihat papa begitu senang men
ngi kamu. Ada apa ini?" tanya mama saat beliau bersama
ang dikupasnya. "Enggak ada. Aku sama dia udah selesai, Ma. Lalu
kuliahnya, tapi dia berhasil menyakinkan Mama, kalau dia engg
terse
" kekeh Mama. "Tuh, lihat aja, ngupas wortel
ar cibiran mamanya dan
embali melaju mengantarkan In
ma?" tanya Mahesa saat mere
dira sambil masih berusaha
tart-up company sama temen-teme
ju kita nikah kalau tahu lo cuti kuliah, kerja di
terbaik untuk anaknya. Terlebih lagi, Indira yang anak perempuan tunggal dan sudah terbiasa hidup enak. Ma
ndira melepas helmnya. Lalu sempat merapikan sedikit rambut Indira
ati-ati
u mulai menghidupkan k
berapa ka
esok kalau ketemu bapak j
Mahesa. "Lo ini lucu banget! Kita pura-pura paca
Aku enggak mau saat ini berakhir nanti
beliau pasti ngerti, lo ngelakuin ini
aku bali
as gas di tangan kanannya dan mulai melaju me
*