Kontrak Cinta - Love Contract
h kirim
Indira. Tanpa pikir panjang, Mahesa langsung menek
cek. Apa nanti malam aku dan bapak bisa ke rumah? Aku juga inginnya besok atau lusa, biarin bapak istirahat dulu. T
. Mungkin Indira sedang sibuk. Berbekal uang transferan dari Indira, Mahesa be
kaian bapak, sedangan kedua tangannya mendorong kursi roda bapak menuju lobi rumah sakit. Siang ini, Mahesa memesan taksi daring
h bicara s
akaian kotor bapak ke mesin cuci. "Aku bilang, nant
Sa? Bapak enggak punya baju bagu
k sebentar ke kamar bapak, dan kembali
i masih ba
a, warnanya masih bagus. Kamu pinter nyucinya," kekeh Bapak. "Padahal ini kemeja
neran uda
seru Bapak sambil menunjukkan otot lengan
ng. "Aku udah i
ke dia dari Bapak. Lama d
memakai jaketnya dan mengambil kunci motor yang
ke ma
bawa ke rumahnya Indira. Aku enggak enak pergi tangan koso
Bapak sampai lupa. Udah san
lalu setelah menyalami bapak, dia melaju bersama moto
nan kering, kemudian meminta petugas swalay
hes
ang cowok dengan keranjang belanj
a?" tanya cowok itu lagi sam
o sendiri gim
mah sakit bokap
nnya bahkan sudah menjalani koas. Sedangkan dirinya masih be
, sih. Makanya kulia
swa juga karena kesalahannya sendiri. Kesalahan yang membuat bapak harus banting tulang membiayai kuliah kedokteran dari hasil perkebunan teh
Biar bisa nyusul
gue us
u ketemu calon istri. Lo mas
nya tersenyum. "Lo
gar nama kekasihnya disebut. "
ang di balik pintu swalayan. Bertemu Putra, membuatnya mengingat akan dirinya yang bodoh beberapa tahun lal
i struknya dibawa ke sini sebagai bukti pengambil
buah dan makanannya. Setelahnya, Mahesa langsung pulang dan me
*
" kagum Bapak sesaat se
lalu mendoronya hingga teras rumah Indira. Setelah dua kali bunyi bel, B
ya, dan Non Indira masih siap-s
k mengangguk se
ya kalau rumahn
ng di perkebun
Bapak sambil menepuk pundak Mahesa dan senyum yang tidak lepas dari wajahnya. "Tapi Bapak percaya kalau
f, P
g setelah ini kamu ya
esa dan bapak. Setelah berkenalan dan sedikit mengobrol tentang pekerjaan bapak
rtinya sangat cocok. Mereka seperti teman lama yang dipertemukan
a Mahesa di hala
halaman belakang? Nyari jangkrik
enggak perna
ntuk mama, sedangkan mama pura-pura kesal
bakalan
ahesa, sembari dudu
belakang. Ditemani dua cangkir teh dan kuda
buat nikahan kita. Mulai dari makanan sampai baju pengantinnya juga." Indira menarik pandangann
ntai banget
s panik. Biar kayak orang nikah beneran? Yaelah, Sa! Kita ini cuma bohongan, dan lo tahu send
gap saja kamu sedang ikut casting FTV da
Indi
a?
a enggak kalau ak
lo tena
g satu itu, biar a
o dapet dui
nggak akan bikin kamu ma
membeli sebuah cincin. Cowok di depannya ini hidupnya saja susah, bahkan rela menjual harga dirinya untuk men
Demi sisa ha
ihat Mahesa dengan wajah memelasnya, akhirnya Ind
ja di kelab mul
iga. K
pagi kita pergi b
us y
ngguk. "Mama
kita pergi
part, habis itu naik mobil gue buat je
jui apapun yang menjadi keputusan Indira. Dia di sini adalah sebagai anak buah
intens, bapak setuju dengan tanggal pernikahan yang ditetapkan oleh kelu
memutuskan untuk pamit. Diantar Indira yang juga hendak kem
Bapak pada Indira yang me
kali, Pak. Soalnya
ujar Bapak sambil memutar roda kursinya sendiri. "Setelah
ya
endak berbalik menuju mobil. Namun, Mahesa
capin terima kasi
e tenaga lo, kan? Jadi kita bisa imp
kamu. Kalau enggak ada tawaran dari kamu, aku en
u. Jangan lupa besok jam sem
itu masuk. "Hati-hati nyetirnya," pesan Mahesa sebelum menutup pintu mobil
*
lajukan mobil Indira menuju sebuah butik. Seperti yang Indira kata
sambut oleh seorang pegawai wanita yang
a pada butik kami," ujar pegawai wanita yang masih berjalan beriringan dengan Indira. "Si
gi enggak d
ghadiri wedding fai
es, baik pula. Eh, Mama denger dari maman
ya sih
sama yang dulu?"
antannya banyak. Tapi katanya yang m
i dua orang itu, bisa nakhlu
sih? Kok ngom
n satu penguin kutub selatan yang jug
ang susah? Buktinya sekaran
dinya enggak perlu dibalikin ke papa sama mama," kekeh
ya Mama, aku atau Mahesa? Kok lebih khawatir sama Mahesa? Tuh!
n aja kalau Mahesa kamu jad
itanya. Kita udah bahas ini
entah kenapa rasa percaya Mama kayak gamang g
Kami baik-baik aja," mohon Indira, berusaha menyakinkan mamanya bahwa semua adalah nyata! Gawat kalau insting m
ai butik mempersilakan Indir
ba gaunk
menga
em-macem sa
kan," yak
saat Indira menghilang di balik pintu kamar ganti,
ran cinta
, oleh calon mertua, membuat Mahesa seketika menjadi ora
pa Mama nany
is pikir sama kamu. Kenapa
ya sudah perna
diem suka sama dia. Terus pas Adrian pergi, Dira putus asa
tujui. Teman lama yang memendam rasa cinta, lalu bersedia menjadi calon suami pengganti yang
h Mahesa yang juga balas menatapnya, ta
gia? Apa Dira juga bakal bahagia? Apa pernikahan kalian bakal bertahan? Sam
sandiwara yang disusun mereka berdua mudah sekali terbaca oleh orang lain? Apa memang seburuk itu skenario yang mereka su
akin Mahesa. Berharap kalimat sederhana itu, dapat membuat calo
bungan Mahesa dan Indira, Mahesa mungkin akan langsun
wai butik seraya mempersilakan Mahesa masu
uksedo hitam dengan bahan premium yang terlihat berkilau, berikut dengan celanan
ana? Ny
perti pengusaha kaya yang bisa membuat semua wanita takhluk padanya. Tapi tunggu dulu! Bagaimana bisa pas
ar
Indira yang juga keluar dari kamar gantinya. Tatapan
uga lo p
ini bajuny
banget di lo. Berar
ma. "Kamu enggak
tu
badan saya, dan sepertinya enggak cukup waktu buat ganti
enggak ada di sini, kan. Ke
kan perasaan Mahesa. Dan Mahesa juga, kenapa pria itu terlihat tidak peduli saat memakai jas ya
a bilang enggak
reka. Beberapa saat memperhatikan gaun pengantin mo
a masalah sama gau
hat bayangan dirinya dan Indira yang ada di dalam cermin. Sungguh menakjubkan! Mahesa bahkan tidak berani bermimpi seperti ini
ga udah
buh cowok itu menghadapnya. "Hem, kayaknya bagian bahuny
. Aku nyaman
" ragu
ner
ke vendor katering, dekor, dan gedung. Beliau ingin memastikan tidak ada kesalahan di hari pernikahan putri tunggalnya ini. Meskipun In
ja di depan. Aku ambil m
an kaki di luar butik-entah darimana datangnya-segerombolan orang langsung menghampirinya. Namu
agi fitting bua
alam ada pa
nya? Calon suaminya
innya yang membuat-tidak hanya
uka sesi tanya jawab. Kita mau pulang, nih!" ser
ah, kalian bakal tahu kok siapa suami gue. Sekarang gue sama nyokap
angan-jangan gosip yang bilang kalau Mb
k bener itu!" gusar Mama dengan tangan terulur hendak men
ok ke tembok. Indira berusaha keras menyeruak jalan di antara mereka, tapi tenaganya kalah be
u mama berdiri, tapi dorongan dari berbagai
predator yang tidak pernah berhenti sampai mangsanya menyerah? Berulang kali
sekitarnya, Mahesa terus menyingkirkan satu per satu orang-orang bar-bar di hadapa
engan menjadikan tubuhnya tameng, Mahesa membelah kerumunan di hadapannya,
penasaran tentang siapa dirinya dan hubungannya dengan Indira. Dengan tegas Mahesa menjawab, "Saya calon suaminya! Kalau s
*