icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Kabut Cinta Riana

Bab 2 Nasehat Ibu

Jumlah Kata:1047    |    Dirilis Pada: 10/01/2022

eha

tak seharusnya memberikan luka. Mungkin waktu da

. Apalagi ia masih saja diam dan bermuka masam.

sinar matahari pagi menorobos melalui tirainya, terasa hangat serta memberikan tidak hanya ketenanga

ik pun aku bisa memejamkan mata. Terlebih bila mengingat kejadian kemarin. Bulir hangat itu masih saja mengalir membasahi wajahku yang kian

ng sudah menjadi tanggung jawab, Jovan," ucap ibu dengan suara l

engeluarkannya perlahan melepask

n hati dan pikiran yang ka

ang kau ke sini. Tapi pergi meninggalkan su

Riana. Menuduh tanpa tahu kebenara

pada diri sendiri. Ia akan begitu cemburu bila miliknya diganggu apalagi dimiliki orang lain. Untuk menutupi rasa ke

rna perkataan ibu. Mencoba mem

yang dikatakan ibu?' Tiba-tiba muncul pertanyaan

ja tak terkecuali dengan Jovan. Ibu menyadari, kalian masih muda dengan ego yang sama. Penyesu

sudah tidak tahan dengan sikapnya,"

belajar dari pasangan, Ibu yakin, semua akan indah pada wak

kan agar aku kemba

irimu. Bukankah sudah seharusnya seorang w

bu .

u bisa melihat dari sorot kedua mata

*

ucapku pada sopir pribadi ayah. Dia

Jaga kesehatan!" jawabnya terse

kopernya. Berat ini," pi

cuma beberapa potong pakaian saja. Lebih baik pak

Saya pamit," uc

yang dikemudikan pak

*

ucapku pada sopir pribadi ayah. Dia

Jaga kesehatan!" jawabnya terse

kopernya. Berat ini," pi

cuma beberapa potong pakaian saja. Lebih baik pak

Saya pamit," uc

yang dikemudikan pak

*

Sprei tempat tidur masih nampak berserakan. Rupanya, seja

yang sedang mereka lakukan? Tentu saja bersenang-senang. Apalagi yang bisa mereka lakukan selain itu. Ah, masa b

tersenyum bahagia saat menatap dan memasukkan sebentuk cincin bertahtakan berlian putih ke jari manisku. Kubalas tatapan lel

telapak tangan kekar mendarat di bahu, membelai lembut pipi dengan menghapus airmataku dan menangkup sisa bulir hangat yang berada di bingkai foto pern

n, ak

au jangan menangis dan pergi.

nya. Rasa damai segera menghampiri dan aku pun membenamkan wajahku di s

uar dari kamar tidur kulihat Jovan keluar dari kamar tamu yang letaknya bersebelahan dengan kamar tidur. Ia terkejut mel

. Aku kira sudah tak ingat,"

rdebat denganmu. Aku lelah dan

lan ini? Menemui Nazran, kekasi

a peduli, kemana dan dengan siapa a

ana. Ingat itu!" Wajahnya seket

lembar tisu, sekali pakai lalu dibuang dan pergi begitu

nik kelam netranya menatapku

hanya berharap akan janji-Mu. Memberi hujan setelah pelangi, senyum

sam

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka