icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Kabut Cinta Riana

Bab 3 Luka di atas luka

Jumlah Kata:1020    |    Dirilis Pada: 10/01/2022

di at

buhku ke tempat tidur di ruang tamu. Lamat-lamat pandanganku masih bisa melihat tangan Jovan yang membuka beberapa kancing baju blues atasku untuk melonggarkan dan memberi jalan napas, karena memerlukan asupan oksigen lebih banyak untuk melonggarkan dada. Kurasakan getaran tangan, bibir tipisnya naik turun menelan saliva dan peluh bercucuran membasahi dahi. Sesekali ia mengusapnya dengan membuang napas kasar. Se

ping

u kamar yang begitu terang mengenai wajah, perlahan aku membuka mata sambil telapak tangan berusaha menutupi muka dan tangan

ter saja, ya?" ucapnya lembut dengan tanga

pa. Mungkin hanya kelel

biar kau dapat penanganan," ajaknya seraya dengan tatapan t

ba-tiba mengusik kalbu diiringi gelenyar aneh yang menjalar ke

ik. Aku minum obat saja dari d

u ke dokter? Kok, aku gak

ak kunjung datang. Akibatnya tubuh terasa lemas, kepala pusing dan perut terasa mual. Lalu, a

dengan kondisimu yang seperti

lau sudah baikan kau akan beritahu," balas

Aku akan membelikan sesuatu agar kau m

bubur ayam menggoda indra penciuman. Jovan sengaja membauiku dengan semangkuk bubur hangat yang diletakkan di ta

apat kutangkap, bahwa benar yang dikatakan ibu, kalau ada cinta yang besar ia persembahkan untukku. Meski tatapan tajam dari manik kelamnya seolah mampu

hubungan kami yang baru saja dimulai, mung

" ucapku dengan menyorongkan send

dok di atas nampan yang tergeletak di nakas samping tempat tidur. Jovan meraih tisu dan memberikannya padaku. Sesaat kemudian, l

sampaikan. Bisa kau duduk sebentar?"

ndengarkan," sahutnya da

eck dan hasilnya dua garis merah. Karena gak yakin aku periksa ke

menjadi seorang ayah." Lalu katanya lagi,"Gugurkan saja kandunganmu itu! Aku tak sudi menjadi ayahnya. Dia bukan darah dagingku, tapi anak

bersumpah atas nama Allah," jawabku menahan rasa sakit yang luar biasa di dada. Seperti gunung batu yang seakan senga

an ayah. Tidak lebih! Pernikahan kita hanya pernyataan status pada selembar kertas dan bagiku itu tidak berarti ap

wanita itu." Tanpa terasa sepasang bulir hangat lolos membasah

na!" teriaknya dengan kedua rahang mengeras dan gigi bergemelatuk. Tangannya terkepal dan menghantam na

elah membenamkanku ke dalam jurang

icambuk, tetapi tidak meninggalkan bekas, hingga lara terasa dalam melanda. Adakah rasa yang lebih sakit sela

kehamilanku. Namun, ternyata aku salah. Justru tak mengubah apa pun. Bahkan, gunung es

sam

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka