icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Kabut Cinta Riana

Bab 4 Kenyataan Pahit

Jumlah Kata:1086    |    Dirilis Pada: 10/01/2022

taan

atmu da

nyut semilir alunan

guap terbawa

berlabuh pada dermaga c

sa dalam rupa madu pada

n sang pe

kau lupa

ngkhitb

tria pujangga meng

untuk kau larungkan

belati harap tak

kanku pada duka ya

indah dan manis. Namun, tidak bagiku, karena justru siksa seba

nasi goreng. Dua nasi goreng seafood telah siap sa

a benci bau masakanmu!" ucapnya sambil berlalu melewati me

sako serta dasi berdasar biru bergaris miring warna merah. Menambah kesan elegan membungkus tubu

macho pemilik manik hitam kelam itu, tetap

yang membasahi wajah tirusku. Lalu, aku kembali dan duduk di meja makan. Saat aku

membenci airmata palsumu, Ria

ggalkan bekas noda luka. Seperti beban berat yang sengaja dihujamkan ke dada. Membuat napa

a mual seketika dan membuatku memuntah

embarang tempat. Aku jijik, tahu!" ucap J

an kuulangi," jawabku sembari membersihkan makanan yang

aran dan kekuatan agar

asuk ke kamar melewati ruang tamu. Terdengar sepe

awatir!" ucapnya sambil meliarkan pandangan mencariku. Lalu, ia bangkit

engan tatapan tak mengenakkan. Lelaki berkulit putih it

amdulillah baik-baik saja. Bagaimana deng

n atau membikin ulah yang membuatmu kesal? Katakan saja, Ria

lau kau berani mengadu sama Mama. Aku akan membuat hidupmu lebih men

ikap kasar, tetapi malah sebaliknya. I

a Tante. Jangan sungkan. Anggap Tante seperti ibumu sendiri. Bisa kau berikan telponnya pad

rhatiannya," ucapku sembari

ovan mengalihkan pandangan. Me

*

-tiba telapak tangan kekar lelaki berbulu mata l

n bicara denganmu," u

yang ingin k

takan hal baik tenta

suami istri adalah aurat. Seperti halnya pakaian yang saling menutupi, bila kita menceritakan keburukan su

i dari perkataanku yang baru saja ter

karena Mama mengundang kita makan

u minta pak Atmo untuk mengantarkan ke rumah m

sama-sama dari rumah. Aku tak ingin mama marah,

menunggumu," bala

rak lagi di antara kami. Kami saling berpelukan. Perlahan Jovan mendekatkan bibir tipisnya, hingga embusan napas terasa menyapu wajah. M

ngan wanita kolot perebut kekasihku ini? Aku benci kau!" umpatnya dengan penuh em

nggalkanku dan berusaha mengejar Siska. Namun, gadis itu telah berada di dalam

iku sembari m

ngka kalau ia nekat data

tahu, ia pasti cembu

dak mar

i dia, saat melihat kekasihku berada dalam pelukan

nya. Kekerasan sikap Jovan akan percuma bila kulawan. Aku harus bersikap sebaliknya, h

rnah menyetujui. Ia tak pernah menyukai Siska. Setiap kutanya alasannya mama tak pernah menjawab." Lelaki tampan itu seolah memendam rasa kece

uan. Kalbu serasa mengharu biru, kala rindu tak menemukan temu. Ada

sam

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka